ASSALAMU 'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU ...SHALOM...'ALEYCHEM.....AHLAN WA SAHLAN....BRUCHIM HABAYIM....SELAMAT DATANG DI RASAIL SALAM SHALOM

Jumat, 08 Agustus 2008

DEVARIM 18:15-22 (Nubuatan Kenabian Muhammad SAW)

“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati.

Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;

seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --

apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya." (Devarim 18:15-22)

Nabi yang yang sama seperti engkau disini adalah dimaksudkan kepada nabi yang sama atau seperti Musa. Muslim menjawab bahwa nubuatan ini dalah bagi Muhammad tapi Kristen menganggap bahwa nubuatan ini ialah bagi Yesus. Kita akan buktikan siapakah yang terdapat dalam nubuatan tersebut.

Berikut adalah penjelasan atara kesamaan antara Musa, Muhammad dan Yesus.

Cetak Merah:

“Sepeti engkau ini”

  • Musa adalah raja dan nabi, Muhammad adalah juga raja dan nabi (tidak penting dia memakai mahkota atau tidak, jika dia dapat menetapkan hukum maka ia adalah raja).Yesus hanyalah nabi dan bukan raja, sebab Yesus sendiri mengaku kerajaannya bukan dari dunia ini.

  • Musa membebaskan kaum Yahudi dari penindasan di Mitzrayim (Mesir),dengan membawa mereka ke Palestina. Muhammad membebaskan kaum Muslimin dari kekejian dan kejahiliahan kaum Musyrikin Quraisy dengan membawa mereka ke Yatsrib.Kedua kejadian ini adalah kejadian konkret, artinya adalah kedua kejadian ini adalah nyata dan pernah terjadi serta tercatat dalam sejarah. Sedangkan Yesus tidak pernah membebaskan orang dari pejajahan apapun bahkan ia yang tewas di kayu salib (menurut Kristen), hanyalah orang Kristen yang menganggap bahwa Yesus telah membebaskan orang dari belenggu dosa, tapi ini tidak konkret, dan sampai sekarang tidak ada orang yang bisa membuktikan secara konkret bahwa Yesus telah menebus dosa mereka dan tidak pula penebusan itu tercatat dalam sejarah.



  • Musa pernah bertemu Tuhan semasa dia hidup, yaitu di Gunung Sinai dan Muhammad pun pernah bertemu Tuhan semasa dia hidup yaitu pada peristiwa Isra’ Mi’raj.Dan menurut nubuatan Devarim 34:10, hanya Musa-lah nabi Bani Israel yang bertemu Tuhan secara bertatap muka, maka ini adalah nubuatan yang tidak akan mungkin di genapi oleh nabi-nabi Israel lainya, termasuk Yesus.

“Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.”(Devarim 34:10:12)

Berarti dari ayat ini bisa disimpulkan bahwa selain Musa, tidak ada lagi nabi Israel yang memiliki mukjizat sedahsyat Musa, jadi nabi yang lain itu haruslah bukan Israel. (jika tidak ada nabi yang se-dahsyat Musa, maka Yesus pun tidak sedahsyat Musa, lantas mengapa Yesus yang jadi Tuhan bukan Musa?)

Cetak Biru

Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya”

  • Ayat ini tidak mungkin di genapi oleh Yesus karena menurut Iman Kristen Yesus adalah Firman Allah.

Cetak Emas

demi nama-Ku”

  • Muhammad selalu mengatakan dan menyampaikan firman Tuhan Allah dengan mendahuluinya dengan menyebut nama Allah “Bismillahir Rahmanir Rahim”, “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Sedangkan Yesus selalu mengajarkan pada murid-muridnya untuk menyebut namanya bukan nama Tuhan.

Cetak Merah Muda

demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN”

  • Perkataan Yesus yang paling tidak mungkin terjadi ialah ketika ia berjanji pada murid-muridnya bahwa ia akan datang untuk kali kedua sebelum murid-muridnya itu selesai mengunjungi kota-kota di Israel untuk mewartakan Injil, padahal sampai saat ini murid-muridnya itu telah wafat sejak ratusan tahun lalu, Yesus belum juga datang.






catatan:Devarim adalah nama Ibrani untuk Kitab Ulangan

10 komentar:

  1. Inilah jawaban yang benar. Silahkan anda baca disitus tsb : http://www.sarapanpagi.org/parakletos-penghibur-penolong-pembela-vt792.html

    Shalom,
    d1n1hari

    BalasHapus
  2. Yang saya analisis adalah Devarim 18:15-22.
    tidak ada hubungannya kepada Yohanes 14:16.
    kalau memang anda ingin mengatakan kalau Muhammad itu adalah yang di nubuatkan dalam Yoh 14:16.
    ya saya akan sangat senang hati....

    BalasHapus
  3. lho....
    kan anda yang pada mulanya mencari bahan perdebatan klo Muhammad itu ada dalam Yoh 14:16, dengan mengungkit soal parakletos.
    yang saya analisis adalah Devarim 18:15-22.
    lagi pula apa anda bisa buktikan klo yang dinubuatkan dalam Yoh 14:16 itu adalah Roh Kudus????
    silahkan baca
    http://salam-shalom.blogspot.com/2008/02/roh-kudus-itu-bernama-muhmmad.html

    BalasHapus
  4. Bung, sejak jaman Gereja Purba Nubuat itu telah digenapi oleh Kristus (Al Masih). Dengan demikian tak mungkin ayat itu merujuk kepada orang lain, selain Kristus, karena itu telah digenapi dalam diri Kristus. Dan hal ini diteguhkan oleh Kristus, demikian:

    ”Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, SEBAB IA TELAH MENULIS TENTANG AKU” (Yohanes 5:46).

    Dan dikatakan dalam Ibrani 1:1-2, demikian: ”Setelah pada zaman dahulu Allah…..berbicara……dengan perantaraan nabi-nabi, ….pada zaman akhir ini Ia telah berbicara…dengan perantaraan Anak-Nya”. Yang dimaksud Anak-Nya disini adalah “Firman-Nya” yang tadinya “terkandung” dalam diri Allah sebagai akal-budi ilahi (“Logos”) lalu “terlahir” dalam wujud sabda-sabda perintah dan sabda-sabda kebenaran, dan akhirnya diturunkan ke dunia mengambil jasad manusia dan menjadi manusia: Yesus Kristus / Yashu Al Masih. Dengan demikian Yesus Kristus itu mengatasi segala Nabi. Karena Ia adalah cara Allah berbicara untuk akhir zaman, berarti Ia adalah Nabi terakhir, terpuncak dan tersempurna. Oleh karena itu Yesus Kristus harus lebih sempurna dan lebih ilahi dari Musa meskipun Ia memang menggenapi nubuat Musa, serta Musa adalah perlambangan Diri-nya sebelum Ia turun ke bumi.

    Yesus Kristus sendiri mengatakan tentang kedudukan-Nya sebagai Nabi terakhir itu dalam Yohanes 6:27, demikian:”…..Dialah (Anak Manusia: Yesus Kristus) yang disahkan oleh Allah Bapa dengan METERAINYA” Ayat ini sejak sebelum Islam dalam Alkitab bahasa Arab berbunyi:
    ”…..lianna haadza allahu al-aabu qodz khatamahu”.
    Jadi Yesus Kristus itu adalah disahkan Allah Bapa sebagai yang “Khatam”.

    Bagi umat Kristen sudah cukup jelas mendapatkan bukti dari pernyataan Yesus Kristus sendiri serta pernyataan para sahabat-Nya dalam Gereja Purba bahwa apa yang dikatakan Nabi Musa itu adalah mengenai Yesus Kristus. Alasannya adalah demikian:

    PERTAMA, adalah merupakan suatu keanehan, bila para pakar Islam tidak mau menerima kebenaran Alkitab sebagai suatu kebenaran ilahi yang utuh, murni dan tak diubah, dengan meyakini bahwa Alkitab yang ada sekarang ini sudah diubah-ubah dan TIDAK ASLI lagi, apa perlunya menggunakan Alkitab untuk membuktikan sesuatu kebenaran yang diyakini, kalau Alkitab itu sendiri sudah tidak benar lagi. Dapatkah sesuatu yang dianggap benar dibuktikan dari sesuatu yang sudah dipalsukan. Meskipun jika dianggap bahwa tidak semuanya dari Alkitab itu telah dipalsukan, lalu siapa yang menentukan mana yang palsu dan mana yang tidak. Dan jika yang dianggap tidak palsu itu hanya yang sesuai dengan bias keagamaan yang diyakini yaitu berpatokan pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad memang sudah dinubuatkan oleh Alkitab seperti yang dikatakan oleh Al-Qur’an, itu namanya sudah tidak obyektif lagi, sebab kesimpulan sudah didapat dulu, lalu kesimpulan itu dicarikan bukti dari Alkitab. Jadi cara yang demikian ini tidak terbuka pada apa yang sebenarnya dikatakan Alkitab karena yang akan dicari hanyalah yang cocok dengan keyakinannya saja, bukan apa yang dimaksud oleh Alkitab itu sendiri, jadi hasilnyapun akan subyektif sesuai dengan kesimpulan yang telah diputuskan sebelumnya.

    KEDUA, ayat yang dikutip itu dicomot seenaknya lalu ditafsir lepas dari konteks keseluruhan sehingga menghasilkan makna yang tidak sesuai dengan keseluruhan berita yang dimaksud oleh Alkitab itu. Karena jika dibaca menurut konteks yang sebenarnya, jelas Ulangan 18:15-18 itu membicarakan tentang Yesus Kristus dan bukan tentang orang lain.

    Untuk itu kita kutip ulang apa yang dikatakan dalam Ulangan 18:15-18 itu demikian:“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:15-17).

    Apa yang dikatakan dalam Ulangan 18:18 mengenai “seorang nabi…..dari antara saudara mereka” itu harus dikaitkan dengan konteksnya dalam Ulangan 18:15 yang mengatakan “Seorang nabi dari tengah-tengahmu” . “Tengah-tengahmu” artinya bangsa Israel sendiri. Dan harus diingat bahwa bangsa Israel itu terdiri dari dua belas suku, yang antara suku dengan suku yang lain itu saling “bersaudara”. Jadi Nabi yang akan dibangkitkan “dari antara saudara mereka” ini artinya nabi yang akan dibangkitkan Allah untuk “mereka” (yaitu “untuk Israel” jadi bukan untuk “bangsa Arab”) itu adalah dari antara “saudara-saudara antar suku Israel” itu sendiri, karena hanya di antara antar suku Israel itu sendirilah dapat dikatakan sebagai “ditengah-tengahmu”. Kalau yang dimaksud “saudara mereka” ini adalah bangsa Arab, saharusnya bukan “dari tengah-tengahmu” namun “dari luar bangsamu”. Lagipula dalam Kitab yang sama ini satu pasal sebelumnya yaitu dalam Ulangan 17:14-15, di dalam ketetapan mengenai “hukum tentang raja penggunaan kata “saudara” itu dijelaskan demikian:"Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kau angkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kau angkat atasmu.” (Ulangan 17:14-15).

    Dalam ayat-ayat di atas itu ditegaskan bahwa apabila Israel telah masuk ke dalam Tanah Perjanjian dan diam di sana serta ingin memiliki Raja, maka Raja itu harus dipilih “Dari tengah-tengah saudara-saudaramu” serta mereka dilarang untuk memilih raja dari antara “seorang asing yang bukan saudaramu” . Siapakah orang asing yang bukan saudara Israel ini? Itu adalah “segala bangsa yang di sekeliling” Israel yang disebut dalam ayat itu, termasuk di dalamnya bangsa Arab. Karena mereka dikelilingi oleh bangsa-bangsa rumpun Semitik, sama seperti mereka sendiri termasuk dalam rumpun Semitik. Jadi menurut bahasa Kitab Ulangan ini, jelas yang dimaksud “saudara-saudara” adalah mereka yang termasuk dalam konfederasi dua belas suku Israel itu sendiri, yaitu “dari tengah-tengah” Israel. Bangsa-bangsa yang ada disekeliling Israel, tidak disebut saudara-saudara, biarpun mereka itu berasal dari keturunan Ismael anak Abraham dari Hagar atau keturunan dari anak-anak Abraham yang lain dari isterinya yang ketiga Ketura: Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Ishbak, dan Syuah yang semuanya menjadi “bangsa-bangsa” yang tinggal di “sebelah timur” Palestina yaitu ke “Tanah Timur” (Kejadian 25:1-6), namun mereka termasuk dalam “bangsa-bangsa sekeliling” Israel. Dan “Tanah Timur” ini menunjuk wilayah-wilayah bangsa Arab. Dan semua mereka ini bersama keturunan Ismael menjadi suku-suku dan kabilah-kabilah Arab. Termasuk di dalamnya adalah bangsa-bangsa keturunan Esau saudara kembar Yakub, yaitu bangsa Edom, atau Arab Idumea (Herodes Agung adalah termasuk dari suku ini, tetapi dia menjadi Raja di Israel setelah ia memeluk Agama Yahudi, karena nenek-moyangnya telah memeluk agama itu pada zaman Yohanes Hyrkanus, yang sudah kita bahas sebelumnya). Setelah masing-masing kelompok ini membentuk kebangsaannya sendiri-sendiri, mereka itu menjadi bangsa-bangsa di sekeliling Israel yang bukan “dari tengah-tengah” Israel, sehingga mereka ini disebut sebagai “orang asing yang bukan saudara”. Dengan demikian Nabi yang akan bangkit “seperti Musa” berasal “dari antara saudara mereka”, yang dalam dalam Ulangan 18:15 dijelaskan artinya berasal “dari tengah-tengah” Israel itu bukan menunjuk siapapun di luar kedua belas suku Israel. Sebab biarpun kebanyakan mereka adalah keturunan Abraham atau keturunan Esau dan Yakub, namun setelah menjadi komunitas yang terpisah dan hidup di sekeliling Israel, mereka disebut sebagai “orang asing yang bukan saudara”. Dengan demikian tak mungkin Nabi yang dijanjikan ini berasal dari bangsa Arab yang bagi Israel adalah “orang asing yang bukan saudara”. Oleh karena itu tak ada raja diangkat bagi Israel dari suku-suku Arab karena sebagai komunitas yang terpisah dari persekutuan dua Belas suku Israel itu mereka adalah “orang asing yang bukan saudara”. Hal yang sama berlaku bagi syarat munculnya Nabi dari “tengah-tengah “ Israel yang dinubuatkan Musa di atas. Lagipula kalau dikatakan bangsa Arab adalah saudara Israel karena mereka keturunan Ismael, sebab Israel adalah keturunan Ishak, secara urutan keturunan yang ketat juga tidak tepat. Sebab Ishak tidak punya anak yang langsung menjadi bangsa. Ishak punya anak kembar: Esau dan Yakub (Kejadian 25:19-28). Baru dari keturunan Yakub inilah menjadi bangsa Israel, dan dari keturunan Esau inilah menjadi bangsa Edom, yang tinggal di wilayah yang sekarang termasuk bagian dari negara Yordania (Kejadian 36:1-43). Jika ada bangsa yang disebut sebagai saudara Israel, itu harus datang dari “keturunan” Esau, yaitu bangsa Edom, karena Edom juga menjadi bangsa yang besar, bukan dari Ismael. Dan satu-satunya bangsa non-Israel yang disebut sebagai saudara Israel dalam Kitab Suci adalah memang bangsa Edom ini, sebagaimana dikatakan:” Janganlah engkau menganggap keji orang Edom, sebab dia saudaramu.” (Ulangan 23:7). Sebab Ismael bukan saudara Israel (Yakub), namun paman dari Israel. Jadi kalau dipaksakan bahwa harus ada Nabi bangkit dari “saudara “ Israel dalam pengertian yang di luar Israel, haruslah datangnya dari Edom, bukan dari Arab/Ismael, sebab Edomlah yang dinyatakan Kitab Suci sebagai saudara Israel, dan Ismael tak pernah dinyatakan demikian. Dengan demikian mentafsirkan “saudara-saudara” Israel langsung menunjuk kepada keturunan Ismael, tanpa bukti Alkitabiah yang jelas itu, sangat tidak tepat menurut Alkitab. Sebab bangsa Arab itu menurut data Alkitab yang telah kita bahas ini terdiri dari kabilah-kabilah dan suku-suku yang berasal dari nenek moyang yang berbeda-beda, dan tidak semuanya dari Ismael, meskipun pada akhirnya semua mereka terkait dengan Abraham. Jadi tafsiran “dari antara saudara-saudara” Israel itu tidak menunjuk salah satupun dari suku-suku di sekitar Israel, kecuali Edom, yang tidak termasuk persekutuan dua belas suku Israel itu sendiri. Karena dari Edom tak pernah ada Nabi muncul, dengan demikian Nabi yang dimaksud oleh Musa itu memang bukan dari mana-mana namun “dari tengah-tengah” Israel itu sendiri.

    Selanjutnya Nabi yang akan dibangkitkan itu adalah “seperti engkau” yaitu seperti Musa. Untuk mengerti makna kata ini, sebaiknya kita kutip lagi kaitan kata-kata itu, sebagai berikut: ”Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku…… seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini….”. Kata “seperti aku” dan “seperti engkau” itu tidak berdiri sendiri lalu ditafsir lepas seenaknya. Namun itu terkait dengan anak kalimat sebelumnya, yaitu bahwa Nabi yang akan bangkit itu akan berasal dari “tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu” yaitu dari tengah-tengah saudara-saudara sesama suku Israel, sama seperti Musa. Artinya sebagaimana Musa berasal dari salah satu suku Israel, maka sama seperti Musa, Nabi itu juga akan berasal dari salah satu suku Israel. Itulah sebenarnya yang dimaksud. Namun jika dikehendaki makna seperti yang dimaksud oleh para pakar apologetik itupun, Yesus Kristus itu tetap lebih “sama seperti” Musa dari siapapun juga. Hal itu dapat kita lihat dalam beberapa fakta berikut:




    1. Sama seperti Musa berasal dari suku Isreal, Yesus Kristuspun berasal dari salah satu persaudaraan suku Israel.
    2. Sama seperri Musa pada saat kelahirannya bangsa Israel ditengah penindasan dan penajajahan bangsa asing Mesir, demikianlah pada saat Yesus Kristus lahir bangsa Israel sedang dijajah bangsa Romawi, dan ditindas oleh Raja Idumea Herodes.
    3. Sama seperti Musa ia dipersiapkan di Mesir untuk tujuan pelayanannya mengeluarkan bangsa Israel dari kegelapan dan penjajahan, demikianlah Yesus Kristus harus dilarikan ke Mesir, dan beranjak dari Mesir Dia kembali ke Palestina untuk kemudian melaksanakan pelayanan-Nya melepaskan manusia dari kegelapan dosa dan penjajahan Iblis.
    4. Sama seperti Musa ketika lahir ia dalam ancaman bahaya pembunuhan oleh Raja, namun kemudian diselamatkan dan dipungut puteri Firaun, demikianlah Yesus Kristus ketika lahir dalam bahaya akan dibunuh Raja, namun diselamatkan oleh Yusuf dengan dilarikan ke Mesir, serta dipungut sebagai Anak Yusuf sendiri.
    5. Sama seperti Musa sebelum memulai panggilannya untuk melepaskan umat Allah, ia harus menyembunyikan diri serta tak dikenal orang di Midian bersama mertuanya Yetro (Islam: Nabi Syu’aib), sampai ia terpanggil dengan menerima penampakan ilahi di semak belukar yang meneguhkan panggilannya. Demikianlah Yesus Kristus, sebelum mulai pelayanan-Nya dimuka umum ia tinggal di Nazaret tanpa dikenal oleh siapapun, sampai ia mulai menerima panggilan-Nya dengan penampakan Roh Allah dan suara peneguhan dari Allah sendiri saat Ia dibaptiskan.
    6. Sama seperti Musa menerima Wahyu diatas Gunung Sinai disaksikan oleh banyak orang (Keluaran 19), demikianlah Yesus Kristus sebagai “Firman yang Menjadi Manusia” dinyatakan sebagai “Anak Allah” yaitu “Firman Allah” waktu Dia dibaptis juga disaksikan banyak orang (Matius 3:15-17), serta dibuktikan keberadaan-Nya sebagai Firman ketika Ia naik ke sorga sesudah kebangkitan-Nya juga di saksikan banyak orang (Kisah 2:9-11, I Korintus 15:6), bukan dalam tempat tersembunyi atau di dalam gua.
    7. Sama seperti Musa bertemu dengan Allah “muka dengan muka/ berhadap-hadapan” (Bilangan 12:28), Yesus Kristuspun berada “dihadirat “ Allah sebelum dunia ada (Yohanes 17:5).
    8. Sama seperti Musa adalah Nabi dan Pemimpin Perang, Yesus Kristuspun adalah Nabi artinya “Firman” (Yohanes 1:1) yang “menyatakan” Allah (Yohanes 1:18), serta Pemimpin yang telah berperang mengalahkan Iblis (I Yohanes 3:18, Ibrani 2:14) dosa (I Yohanes 3:5), dan maut (Ibrani 2:14, Roma 6:9, II Timotius 1:10).
    9. Sama seperti Musa telah memberikan hukum yang jelas dan radikal bagi umat Israel, demikianlah di tengah-tengah kebencian Kristus memberikan hukum yang radikal dan baru kepada para pengikutnya “Kasihilah Musuhmu dan berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu”, penekanan kepada sikap hati dan bukan Hukum luar yang nampak saja dalam hidup mengikuti Allah, sikapnya yang radikal kepada perempuan yang waktu itu dianggap rendah dan tak sejajar dengan laki-laki (Wanita Samaria ,Yohanes 4), sikapnya kepada orang non-Yahudi yang merangkul (Yohanes 4:9-10 dst), kepada orang-orang buangan (pemungut cukai, para wanita jalanan yang ditobatkannya) dan lain-lain.
    10. Sama seperti Musa ajarannya berpusat pada hukum pendekatan kepada Allah melalui pelaksanaan korban (Imamat 1-7) dengan pencurahan darah bagi penyucian dosa, oleh Imam/Kohen (Imamat 8-9) di dalam Bait Allah/Kemah Suci (Keluaran 25-33, 35-40), demikianlah Yesus Kristus bagi mendekatkan manusia kepada Allah. Tubuh Kemanusiaan-Nya adalah Bait Allah, karena Ia adalah Firman yang tinggal di antara Manusia (Yohanes 2:19-21), tetapi juga Anak Domba Allah (Yohanes 1:29) yang dikorbankan (I Korintus 5:7) dan darah-Nya bagi penyucian dosa (I Yohanes 1: 7-9), dan Tubuh yang telah jadi korban itu dipersembahkan-Nya kepada Allah dalam fungsi-Nya sebagai Imam ketika Ia naik ke sorga duduk di sebelah kanan Allah (Ibrani 9:11-12).
    11. Sama seperti Musa ajarannya bukan tergantung pada amal-perbuatan sebagai sarana mencari keselamatan, karena Israel telah diselamatkan dari perbudakan Firaun di Mesir bukan oleh amal mereka namun karena rahmat Allah, yakni “PENEBUSAN”, dimana hukum Taurat itu adalah sebagai sarana pengudusan dan bukan sarana mengumpulkan amal bagi pahala, demikianlah Yesus Kristuspun ajaran dan hukum-Nya bukan sebagai sarana untuk mengumpulkan amal bagi pahala sorga, namun bagi pengudusan akibat pelepasan dari Iblis (Firaun rohani), dosa (perbudakan rohani), dan kematian (ancaman Mesir rohani) oleh karya Korban dan Keimaman Kristus melalui Salib dan Kebangkitan-Nya, yaitu “PENEBUSAN”.
    12. Sama seperti Musa ketika mati tubuhnya bahkan kuburannya tak ditemukan orang (Ulangan 34:5), demikianlah Yesus Kristus ketika mati Tubuh-Nya tak diketemukan dalam kubur karena Ia telah bangkit dari mati.
    Kesamaan-kesamaan antara Musa dan Yesus Kristus ini amat unik, khas dan tak dapat ditiru oleh siapapun, dan tak ada seorangpun yang “seperti Musa” dalam hal-hal yang khas dan unik seperti itu kecuali Yesus Kristus, baik dimasa lalu maupun dimasa mendatang, karena memang Yesus Kristus adalah “Nabi” yang dibangkitkan yang “seperti Musa” itu. Bahwa ia tidak lahir melalui ayah dan ibu, tidak pernah kawin dan tak mempunyai anak seperti Musa itu bukan menolak kesamaan Yesus Kristus dengan Musa, karena ketika Musa mengatakan “seperti aku” dalam Ulangan 18:15-18, itu yang dimaksud adalah “seperti” Musa dalam sisi keunikannya sebagai Nabi yaitu dalam hal pelayanannya, bukan dalam hal kodrat kemanusiaannya. Sebab keunikan Nabi seperti Musa itu bukan terletak pada kodrat yang dimiliki manusia secara umum: lahir, nikah, punya anak dan mati, namun sesuatu yang betul-betul khas, unik dan tak dapat ditiru atau dijumpai pada orang lain. Dan beberapa daftar di atas membuktikan Yesus memang “seperti’ Musa secara unik, meskipun dalam kodrat umum yang dimiliki semua orang, Yesus memang berbeda. Sebab bukan di situ letak keunikannya. Namun perbedaan Yesus dengan Musa dalam hal kodrat kemanusiaan itu juga tujuannya bagi menggenapi tulisan Musa, karena dengan lahir tanpa “ayah” maka ia menggenapi tulisan Musa mengenai Perjanjian Allah kepada Adam dan Hawa mengenai datangnya “keturunan perempuan” dan sekaligus sebagai penggenapan lambang Bait Allah Musa dimana Allah bersemayam di dalamnya. Namun itu juga menggenapai nubuat Nabi Yesaya 7:14 mengenai Anak Dara yang akan melahirkan putra itu. Penyaliban dan Kematian-Nya adalah sebagai penggenap dari makna Korban dan Keimaman yang diajarkan Taurat sebagai sarana penebusan, dan sekaligus menggenapi tulisan Musa mengenai Perjanjian Allah kepada Adam dan Hawa bahwa “keturunan Perempuan” itu tumit-Nya akan diremukkan oleh Ular/Iblis (yaitu di Kayu Salib), namun Ia akan meremukkan Kepala Iblis (yaitu melalui Kebangkitan-Nya). Dengan demikian Yesus Kristus secara unik, khas dan tak dapat ditiru menggenapi semua yang dituliskan Musa dan keberadaan Musa sendiri sebagai Nabi, karena memang Dia adalah “Nabi yang akan datang” sebagaimana yang dinyatakan oleh-Nya sendiri maupun oleh para murid-Nya yang telah kita bahas diatas itu. Tidak ada orang lain yang dapat menggenapi syarat kesamaan “seperti” Musa ini baik dalam ciri Kenabian maupun dalam isi ajaran, kecuali Yesus Kristus. Namun bukan itu saja ternyata Yesus Kristus itu menggenapi seluruh isi Kitab Suci “Musa, Mazmur, dan para Nabi “ (Lukas 24: 44) sebagaimana yang Ia katakan sendiri, karena memang Ia adalah Firman Allah, yang menjadi inti berita seluruh Wahyu Allah kepada segenap Nabi.

    Selanjutnya kita bahas argumentasi bahwa Nabi “seperti“ Musa di Israel itu tidak “akan pernah“ ada lagi berdasarkan Ulangan 34:10-12, yang telah kita kutip di atas:” “Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan”.

    Ayat-ayat di atas itu mengatakan “Seperti Musa,……..tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel “ dimana ini dimengerti bahwa dengan begitu Nabi yang “seperti” Musa yang dinubuatkan dalam Ulangan 18:18 itu tak mungkin berasal dari Israel. Ulangan 18:15 justru menjelaskan bahwa “seperti” Musa itu berasal dari Israel maka Nabi itu harus dari antara Israel (“dari tengah-tengahmu”). Berarti pengertian dari tafsiran orang-orang itu yang salah bukan makna perkataan Kitab Suci ini.

    Harus dimengerti bahwa Ulangan 34 secara keseluruhan itu tak terkait dengan Ulangan 18:15-18 dalam isinya, dan ini bukan nubuat tetapi pernyataan fakta sejarah. Karena Ulangan 34 ini menurut persetujuan para sarjana bukan ditulis oleh Musa sendiri, namun dituliskan oleh penggantinya yaitu Yosua bin Nun sesudah Musa meninggal. Ini terbukti bahwa dalam Ulangan 34 ini (ayat 5-6), mengisahkan tentang kematian dan penguburan Musa. Tak mungkin Musa menuliskan saat kematian dan penguburannya sendiri. Dengan demikian Ulangan 34 ini berbicara mengenai masa lalu, sampai “hari ini” (Ulangan 34:5), yaitu “hari ini” ketika Ulangan 34 itu dituliskan di zaman Yosua. Jadi masa tenggang waktunya pernyataan dari Ulangan 34:10-12 itu adalah dari saat “kematian Musa” sampai “hari ini” yaitu sampai pasal ini dituliskan. Dengan demikian itu tidak menubuatkan masa depan namun memberi pernyataan tentang masa lalu yang telah terjadi. Kuncinya terletak pada kata “tidak ada lagi” dari Ulangan 34:10-12 itu. Perhatikan bunyi pernyataan itu bukannya “tidak AKAN ada lagi”. Pernyataan ini dalam bahasa asli Ibrani berbunyi “We lo qam nabi ‘od be-yisrael ke-moseh asher…” yang artinya “ Dan telah tak bangkit nabi sejak saat itu di Israel seperti Musa yang….” Kata “qam” (“telah bangkit”) ini dalam bahasa Ibrani adalah dalam bentuk “masa lalu” jadi menunjukkan sesuatu yang telah terjadi, dan telah lewat. Ini bukan menunjukkan masa yang akan datang. Dengan demikian makna ayat ini adalah sejak saat kematian Musa (‘od=sejak saat itu) sampai “hari ini” yaitu sampai saat Yosua menuliskan Ulangan 34 ini, tak ada lagi Nabi yang “telah bangkit di Israel” karena memang nyatanya demikian. Saatnya terlalu singkat bagi seorang Nabi untuk bangkit bagi masa tenggang antara kematian Musa sampai saat Yosua itu. Dan berdasarkan sejarah Nabi tak muncul lagi di Israel sesudah Musa, sampai pada zaman Samuel dan Raja-Raja Israel. Jadi Ulangan 34:10-12 itu sama sekali tidak mengajarkan bahwa tidak akan ada lagi Nabi yang bangkit di Israel seperti Musa, namun hanya menyatakan bahwa dari kematian Musa sampai saat itu memang tidak ada lagi Nabi yang bangkit di Israel, hanya itu saja. Karena ini hanya pernyataan sejarah dan bukan nubuat, lagi pula itu berlaku untuk masa lalu dan bukan masa yang akan datang, maka tak ada alasan untuk menyatakan bahwa Nabi “seperti Musa” itu tak akan mungkin pernah di Israel. Selanjutnya kata “seperti Musa” (“ke-moseh”) dalam ayat di atas ini adalah kata yang belum selesai. Kata ini harus dilanjutkan “ke-moseh asher…” (“seperti Musa yang…” ). Ini untuk menjelaskan “seperti Musa” dalam arti yang bagaimana. Yaitu “seperti Musa” yang “dikenal TUHAN dengan berhadapan muka” dan hanya Yesus Kristus saja yang seperti Musa dalam hal ini tidak ada orang lain, karena Ia telah berada di “hadirat Allah” sebelum dunia dijadikan. Juga “seperti Musa” dalam hal “segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya” serta dalam hal “segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan.” Dan semua orang yang belajar pasti tahu hanya Yesus yang hidupnya dipenuhi dengan “tanda dan mukjizat” seperti Musa, serta hanya Yesus yang melakukan pelayanan-Nya dengan “segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan” terutama kedahsyatan mengalahkan kematian oleh kebangkitan, dan mengalahkan Iblis serta dosa. Jadi hanya Yesus saja yang “seperti Musa” dalam hal ini, tak ada nabi lain siapapun. Dengan demikian apapun argumentasinya Nabi yang “seperti Musa” itu datangnya harus dari Israel, dan harus melakukan mukjizat, tanda-tanda, perbuatan kekuasaan dan kedahsyatan. Nabi seperti itu sejak kematian Musa sampai penulisan Ulangan 34 oleh Yosua memang tak bangkit di Israel, namun itu baru bagkit lagi setelah Yesus Kristus datang, karena Nabi yang “seperti Musa” yang dijanjikan dalam Ulangan 18:15 itu harus datang dari .......... “TANGAH-TENGAH” Israel.

    We shalom Aleikhem.

    BalasHapus
  5. mana buktinya....????
    anda hanya mengutarakan dengan keyakinan anda bahwa Yesuslah yang di tujukan dalam Devarim 18:15-22.
    tapi anda tidak punya bukti untuk anda sajikan pada orang2 di luar anda.....
    anda hanya berbicara pada dasar iman....
    bukan logika....
    sekarang saya tanya...
    apa bedanya arab dan ibrani...?
    toh keduanya sama2 datang dari ABRAHAM...

    dan apakah anda punya bukti konkret bahwa Yesus telah menebus dosa manusia....????
    klo anda tidak punya bukti...
    maka sampai kapanpun Yesus tak dapat disamakan dengan Musa....

    BalasHapus
  6. Memang benar IBRANI & ARAB berasal dari Klan ABRAHAM, yang membedakan adalah Bani Israel itu keturunan PERJANJIAN, itu saja. Karena mereka Keturunan Perjanjian, maka selalu diperingatkan jika mereka sudah menyimpang dengan diturunkannya Nabi-nabi bagi mereka.

    Lalu apakah anda punya BUKTI dan SAKSI bahwa "nabi besar" pernah pernah ke Baitul Magdis di SION lalu naik ke surga dengan burung?? Apakah anda percaya karena logika, atau iman, atau kepercayaan buta?

    Bung... cukuplah mengimani Kitab Suci anda saja sebagai Klaim Iman, jangan cari2 KEBENARAN dari TORAH, KETUBIM, NEBIYIN apalagi dari INJIL dan Surat2 Apostolik, nggak fair. Bukankah qur'an dan muslim bilang sudah dipalsukan?

    Anda sudah baca di:
    http://www.sarapanpagi.org/parakletos-penghibur-penolong-pembela-vt792.html ?

    Itu Apologia Kristen, terserah anda mau percaya atau tidak, yang jelas klaim muslim bahwa muhammadlah penggenapan nubuat itu masih diragukan. Mampirlah di FFI, banyak kok Murtadin yang bisa anda ajak diskusi tentang Klaim muslim.

    Kiranya YHVH, Sang Bapa .... memberkati saudara dan saya. Amin.

    BalasHapus
  7. MUHAMMAD BUKAN KETURUNAN ABRAHAM

    Tulisan berikut ini akan membahas tentang keabsahan klaim muslim bahwa Muhammad SAW adalah keturunan dari Abraham. Dalam tulisan ini banyak digunakan SUMBER-SUMBER ISLAM sendiri yang ternyata justru MERAGUKAN KLAIM BAHWA MUHAMMAD SAW ADALAH KETURUNAN ABRAHAM.


    I. KLAIM MUSLIM
    Muslim mengklaim bahwa Muhammad SAW adalah keturunan dari Ismail.
    Sumber :
    The Choice
    Ahmed Deedat
    Bab 1-1-3 : Bukti Lebih Lanjut
    …... Dengan cara yang sama Muhammad berasal dari saudara bangsa Israel, karena dia adalah keturunan anak Ismail putra Ibrahim. …….

    Secara lebih spesifik Ahmed Deedat merujuk kepada KEDAR, anak Ismail.
    Sumber :
    The Choice – Combat Kit :

    (b) ". . desa-desa yang didiami Kedar" (Injil-Yesaya 42: 11).
    "Arab dan semua pemuka Kedar.... " (Injil - Yehezkiel 27: 21)
    Ensiklopedi Injil standar Internasional mengutip yang berikut ini dari A. S. Fulton:
    " ... Dari rumpun Ismail, Kedar adalah yang paling penting, dan oleh karena itu pada masa berikutnya nama tersebut diaplikasikan untuk semua suku-suku liar padang pasir Melalui Kedar (Arab Keidar) geneolog Muslim menelusuri nenek moyang Muhammad dari Ismail."


    II. PERMASALAHAN
    Permasalahan mendasar pertama adalah karena ada 2 pendapat yang berbeda tentang dari anak Ismail yang mana klaim keturunan ini dibuat, apakah dari Nabit atau dari Kedar.

    Kita lihat dulu silsilah nabi SAW yang diambil dari :
    http://media.isnet.org/islam/Silsilah/Muhammad02.html (sebelah kiri)
    Sumber http://www.ahle-sunnat.org.uk/PLINAGE3.html (sebelah kanan)

    Kedua sumber sama untuk nama di bawah Adnan, namun berbeda untuk nama diatas Adnan, berikut Nabit dan Kedar.

    00 IBRAHIM vs 00 Prophet Ibrahim (Alaihi Salaam)
    01 Isma'eel ….vs 01 Prophet Ismail (Alaihi Salaam
    02 NABIT ….vs 02. QAIDAR (KEDAR)
    03 Yashjub ….vs 03. Nabt
    04 Tayrah …..vs 04. Al YAsa
    05 Nahur ……vs ??????
    06 Muqawwam vs 05. Al Muqawwam
    ?????????........vs 06 Yaqdud
    ?????????........vs 07 Zayd
    07 Udad …….vs 08. Adad
    08 'ADNAN vs 09 Adnan
    09 Mu'ad
    10 Nizar
    11 MUDAR
    12 Ilyas
    13 Mudrika
    14 Khuzayma
    15 Kinana
    16 AL NADR (AL QURAYSH)
    17 Malik
    18 Fihr
    19 Ghalib
    20 Lu'ayy
    21 Ka'ab
    22 Murra
    23 Kilab
    24 Qussayy (Real name: Zayd)
    25 'Abdu Manaf (Real name: Al Mughira)
    26 Hashim (Real name: 'Amr) as Banu Hashim
    27 'Abdu Al Mutallib (Real name: Shaiba)
    28 'Abdullah
    29 MUHAMMAD saw

    Nama yang perlu mendapat perhatian adalah Nabit, Kedar. Adnan, Mudhar dan Quraish.


    II.1. MUHAMMAD SAW KETURUNAN NABIT
    Nabit adalah anak pertama Ismail, sedang Kedar adalah anak ke 2 Ismail
    Kej 25 : 13 : ….. Nebayot anak sulung Ismail, selanjutnya Kedar ………

    Menurut pendapat Muhammad Ibn Ishaq
    Nama lengkapnya adalah Muhammad Ibn Ishaq Ibn Yasar. Lahir di Medinah 704 M, meninggal di Baghdad 767 M. Mengunpulkan kisah-kisah tentang kehidupan nabi SAW dengan sumber berasal dari ayah dan ke 2 pamannya. Buku biografi tentang nabi SAW yang direview kembali oleh Ibn Hisham adalah sumber tertua tentang sejarah hidup nabi SAW.

    Sumber :
    Sirat Ibnu Ishaq
    (Kitab Sejarah Nabi Tertua), buku 1,
    Muhammadiyah University Press, 2002, halaman 4 :
    Muhammad adalah anak dari Abdullah, bin Abdul Muttalib, bin Hashim …… bin Mudhar … bin Adnan ….. bin Yashjub, bin Nabit, bin Ismail, bin Ibrahim.

    Nabi Muhammad SAW adalah keturunan Nabit anak pertama Ismail

    II.2. MUHAMMAD SAW KETURUNAN KEDAR
    Pendapat ini terekam oleh Ibn Sa’d.
    Lahir di Basrah 783 M dan meninggal tahun 845 M. Belajar agama dari Muhammad ibn Umar al-Waqidi. Dalam pencariannya terhadap ilmu, Ibn Sa’d belajar hingga ke Kufa dan Madina. Otoritasnya diakui oleh ulama belakangan yaitu : Ibn Hajar, adh-Dhahabi, al-Khatib al-Baghdadi dan Ibn Khallikan.

    Sumber :
    Kitab Al-Tabaqat Al-Kabir Volume I
    Muhammad Ibn Sa’d
    Terjemahan oleh S. Moinul Haq, M.A., PH.D dibantu oleh H.K. Ghazanfar M.A.
    Halaman 50 :
    Hisham said: A narrator informed me on the authority of my father, but I had not heard it from him, that he related the genealogy thus, Ma‘add Ibn ‘Adnan Ibn Udad Ibn al-Hamaysa’ Ibn Salaman Ibn ‘Aws Ibn Yuz Ibn Qamwal Ibn Ubayyi Ibn al-‘Awwam, Ibn Nashid Ibn Haza Ibn Buldas Ibn Tudlaf Ibn Tabikh Ibn Jahim Ibn Nahish Ibn Makha Ibn ‘Ayfa Ibn ‘Abqar Ibn ‘Ubayd Ibn al-Du‘a Ibn Hamdan Ibn Sanbar Ibn Yathriba Ibn Nahzan Ibn Yalhan Ibn Ir‘awa Ibn ‘Ayfa Ibn Dayshan Ibn ‘Isar Ibn Iqnad Ibn Ibham Ibn Muqsi Ibn Nahith Ibn Zarih Ibn Shumayyi Ibn Mazzi Ibn ‘Aws Ibn ‘Arram IBN QAYDHAR Ibn Isma‘il Ibn Ibrahim (my Allah bless them both).

    Pendapat ini yang sekarang laris dikutip oleh ulama-ulama modern.
    Sumber :
    Sejarah Hidup Muhammad,
    Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfury
    Robbani Press, 2002, halaman 46 – 47 :
    Kedua, bagian yang mereka perselisihkan, antara setuju dan tidak, yaitu diatas Adnan sampai Ibrahim. ………..
    Bagian kedua, yaitu diatas Adnan. Adnan adalah bin Ad bin Humaisi ….. bin Iram bin Qidar bin Ismail bin Ibrahim

    Jadi sejarah tertua mengkaitkan Muhammad SAW dengan Nabit (anak pertama), sementara tulisan yang belakangan mengkaitkan Muhammad SAW dengan Qidar (Kedar – anak kedua Ismail).


    II.3. KENAPA TERJADI PERUBAHAN?
    Kemungkinannya karena pakar-pakar Islam awal cenderung mengkaitkan dengan anak sulung yaitu Nabit yang secara tradisi umumnya menjadi anak yang mendapat hak kesulungan.

    Sementara pakar Islam modern setelah lebih mengetahui Alkitab ternyata mendapati :
    • Nabit sama sekali tidak memegang peranan dan hampir tidak disebutkan namanya. Bahkan malah dihubungkan dengan domba-domba yang akan akan dikurbankan orang Israel.
    Yesaya 60 : 7 :
    Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.

    Tentu saja ayat ini tidak mengenakkan bagi pakar-pakar muslim sehingga pandangan bahwa nabi SAW keturunan Nabit tidak lagi perlu dipertahankan.

    • nama Kedar disebutkan dalam konotasi “kegembiraan” :
    Yesaya 42 : 11 : "..demikian pun segala dusun yang diduduki ORANG KEDAR, baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu ……".

    Kalimat dalam Yes 42 kemudian dipergunakan untuk menjustifikasi bahwa nabi Muhammad SAW telah diramalkan dalam Alkitab melalui Kedar, sementara bukit batu berarti wilayah Mekah yang berbukit-bukit.

    Itu sebabnya silsilah harus diganti dari Nabit menjadi Kedar.

    Ironisnya, Kedar justru dikonotasikan sebagai musuh Israel.

    Mazmur 120 : 5 – 7 :
    Ayat 5 : CELAKALAH aku karena harus tinggal sebagai orang asing di Mesekh, karena harus diam diantara kemah-kemah KEDAR.
    Ayat 6 : Cukup lama aku tinggal bersama-sama dengan orang-orang yang MEMBENCI PERDAMAIAN.
    Ayat 7 : Aku ini suka perdamaian, tetapi apabila aku berbicara, maka MEREKA MENGHENDAKI PERANG

    Jadi Kedar muncul dalam konteks CELAKA, PEPERANGAN dan KETIDAKDAMAIAN.

    Jika muslim berkeras bahwa Kedar menubuatkan nabi SAW (bangsa Arab), maka NUBUAT ALKITAB INI TERPENUHI dengan PEPERANGAN-PEPERANGAN yang dilancarkan oleh nabi SAW dan muslim selanjutnya

    Jika ayat ini menjadi tidak mengenakkan muslim, MUNGKIN di kemudian hari akan ada perubahan lagi bahwa Muhammad SAW keturunan dari Tema, anak ke 9 Ismail.
    Kej 25 : 13 : …… Hadad, TEMA, Yetur, ………

    Perubahan dimungkinkan karena adanya sebuah oase di digurun Nefud di Arab Tengah yang bernama TEIMA. Jadi nabi SAW bisa dikaitkan dengan TEMA – dengan Ismail.


    III. SKEPTISISME SUMBER KUNO ISLAM
    Sebetulnya garis keturunan nabi Muhammad diatas Adnan tidak dapat ditentukan lagi. Banyak ulama kono Islam yang mengakui hal tersebut.

    III.1. MENURUT IBN KATHIR
    Namanya Abul Fida Ismail ibn Abi Hafs Shihabuddin Omar ibn Kathir ibn Daw ibn Kathir. Lahir di Busra (Syria) tahun 1302 M, meninggal 1373 M. Mengarang kitab tafsir yang diakui oleh muslim sebagai satu yang terbaik.

    Sumber :
    The Life of the Prophet Muhammad
    AL- SIRA AL- NABAWIYYA by IBN KATHIR , volume 1
    Translated by Professor Trevor le Gassick
    Paper Back Reviewed by Dr A Fareed / Dr.M Fareed
    Garnet Publishing – UK, halaman 50 - 52
    There is no question of ‘Adnan being of the line of Ishmael, son of Abraham, upon both of whom be peace. What dispute there is relates to the number of forebears there were from ‘Adnan to Ishmael according to the various sources.
    At one end of the spectrum, there s the extreme view that considers there to have been FORTY; this is the view of Christians and Jews who adopted it from the writings of Rakhiya, the clerk of Armiya (Jeremy) b. Halqiya, as we will relate.
    Some authorities maintain there THIRTY, others TWENTY, yet more FIFTEEN, TEN, NINE, or SEVEN.
    It has been said that the lowest estimate given is for FOUR, according to the account given by Musa b. Ya‘qub ……..

    Tidak ada keraguan bawa Adnan adalah keturunan Ismail, anak Abraham. Yang tidak pasti adalah tentang jumlah generasi antara Adnan hingga Ismail menurut beberapa sumber.
    Salah satu pendapat tentang jumlah generasi, yang paling ekstrim adalah ada EMPATPULUH GENERASI, in iadalah pendapat Kristen dan Yahudi yang mengadopsi pandangan ini dari sumber Rakhiya …. Beberapa otoritas menyatakan TIGAPULUH GENERASI, yang lain DUA PULUH GENERASI, bahkan LIMA BELAS GENERASI, SEPULUH GENERASI, SEMBILAN GENERASI, atau TUJUH GENERASI. Dilaporkan bahwa estimasi paling sedikit adalah EMPAT GENERASI,menurut laporan dari Musa bin Yakub …….

    Jadi Ibn Kathir secara iman berpendapat bahwa tidak ada keraguan tentang Muhammad SAW adalah keturunan Ismail, hanya masalah berapa jumlah generasi antara Ismail hingga Muhammad SW yang tidak jelas.
    Namun keyakinan Ibn Kathir ini sebetulnya pupus dengan sendirinya karena dia sendiri mengutipkan sumber-sumber yang menolak dan meragukan pendapat bahwa Muhammad SAW adalah keturunan Ismail.

    Sumber :
    Ibid, halaman 50 - 52
    As for Malik, God have mercy on him, he expressed disapproval when asked about someone tracing his descent back to Adam and commented: "WHENCE COMES TO HIM KNOWLEDGE OF THAT?" When he was asked about tracing back to Ishmael, he expressed similar disapproval, asking, "WHO COULD PROVIDE SUCH AN INFORMATION?"

    Sementara menurut Malik - Allah mengasihinya - Malik menunjukkan ketidaksetujuannya ketika seseorang menyatakan silsilah nenek moyangnya hingga ke Adam dan berkata, “Kapan informasi itu sampai kepadanya?” Ketika Malik ditanya silsilah hingga Ismail, dia menunjukkan ketidaksetujuannya, dan bertanya, “SIAPA YANG DAPAT MEMBERIKAN INFORMASI SILSILAH ITU?”

    It is reported that Ibn ‘Abbas said, "Between ‘Adnan and Ishmael there were 30 ancestors WHO ARE UNKNOWN." Ibn ‘Abbas is also reputed to have said when he traced back lines of descent as far as ‘Adnan: "The genealogists have LIED

    Dilaporkan bahwa ibn Abbas berkata, “Antara Adnan dan Ismail ada 30 generasi yang TIDAK DIKETAHUI” Ibn abbas dilaporkan ketika mengecek silsilah nenek moyang hingga Adnan, berkata, “Ahli silsilah telah BERBOHONG”

    ‘Umar b. al-Khattab stated, "We carry back the genealogy ONLY AS FAR AS ‘ADNAN." …..
    Abu al-Aswad stated that he had heard Abu Bakr Sulayman b. Abu Khaytham, one of the very most knowledgeable men of the poetry and the genealogy of Quraysh, say, "WE NEVER KNEW ANYONE WITH INFORMATION GOING BACK BEYOND MA‘AD B. ‘ADNAN, whether relating poetry or other knowledge."

    Umar ibn Khatab menyatakan, “Kami mengetahui daftar nenek moyang hanya SAMPAI KEPADA ADNAN” …..
    Abu al-Aswad menyatakan bahwa dia mendengar Abu Bakar Sulayman ibn Abu Khaytam, salah satu orang yang paling terkemuka dalam sejarah suku Quraysh berkata, “Kami tidak pernah mengatahui ada orang yang mengetahui garis keturunan SEBELUM ADNAN, BAIK DALAM BENTUK SYAIR ATAU APAPUN.”

    Kutipan diatas jelas yaitu :
    • Daftar keturunan hanya DIKETAHUI HINGGA ADNAN
    • Keturunan sebelum Adnan TIDAK DIKETAHUI
    • Ada banyak KEBOHONGAN untuk mengkaitkan nabi Muhammad SAW dengan Ismail dan Abraham dalam khasanah sejarah Islam.

    Pada akhirnya Ibn Kathir hanya dapat meyakini nabi Muhammad SAW keturunan Kedar – Ismail hanya atas dasar IMAN.


    III.2. MENURUT MUHAMMAD IBN SA’D
    Ibn Sa’dpun mencatat skeptisisme yang sama.
    Sumber :
    Kitab Al-Tabaqat Al-Kabir Volume I
    Muhammad Ibn Sa’d
    Terjemahan oleh S. Moinul Haq, M.A., PH.D dibantu oleh H.K. Ghazanfar M.A.
    Halaman 50 – 53 :
    .. he on the authority of Ibn ‘Abbas; he said: Verily the Prophet (may peace be upon him), WHENEVER he related his genealogy, DID NOT GO BEYOND MA‘ADD IBN ‘ADNAN IBN UDAD, then he kept quiet and said: The narrators of genealogy ARE LIARS, ……
    Ibn ‘Abbas says: The Prophet would have been informed of the genealogy (prior to Adnan by Allah) if he (Prophet) had so wished.

    … dia dari otoritas Ibn Abbas, berkata : “Sesungguhnya Rasulullah, setiap mengaitkan silsilah keturunan, TIDAK PERNAH LEBIH DARI MA’AD BIN ADNAN BIN UDAD, kemudian Rasulullah akan terdiam dan berlata : Ahli-ahli silsilah ADALAH PEMBOHONG, ……..
    Ibn Abbas berkata : “RASULULLAH PASTI AKAN SUDAH DIINFORMASIKAN DAFTAR KETURUNAN (SEBELUM ADNAN OLEH ALLAH) JIKA RASULULLAH MEMANG SANGAT MENGINGINKANNYA.

    ... Verily the genealogy of Ma‘add Ibn ‘Adnan HAS BEEN TRACED DIFFERENTLY. In some narrations it is Ma‘add Ibn ‘Adnan Ibn Muqawwam, Ibn Nahur Ibn Tirah Ibn Ya‘rub Ibn Yashjub IBN NABIT Ibn Isma ‘il.
    He (Ibn Sa‘d) said: And some say: Ma‘add Ibn ‘Adnan Ibn Udad ’Itahab Ibn Ayyub IBN QAYDHAR Ibn Isma‘il Ibrahim.

    … Sungguh silsilah keturunan Ma’add bin Adnan telah dilacak DENGAN JALUR BERBEDA. Dalam beberapa narasi adalah Ma‘add Ibn ‘Adnan Ibn Muqawwam, Ibn Nahur Ibn Tirah Ibn Ya‘rub Ibn Yashjub IBN NABIT Ibn Isma ‘il.
    Ibn Sa’d berkata : Dan beberapa mengatakan : Ma‘add Ibn ‘Adnan Ibn Udad ’Itahab Ibn Ayyub IBN QAYDHAR Ibn Isma‘il Ibrahim.

    ... he on the authority of ‘Urwah; he said: WE DID NOT FIND ANY ONE TRACING THE GENEALOGY ABOVE MA‘ADD IBN ‘ADNAN.
    ... I heard Abu Bakr Ibn Sulayman Ibn Abu Hathamah saying… WE DID NOT FIND CERTAINTY IN THE KNOWLEDGE OF A SCHOLAR NOR IN THE VERSES OF A POET (ABOUT GENERATIONS) ABOVE MA‘ADD IBN ‘ADNAN…

    Dia menurut otoritas Urwah : Kami tidak menemukan seorangpun yang dapat mengetahui silsilah DIATAS MA‘ADD IBN ‘ADNAN.

    …. Aku mendengar Abu Bakar Ibn Sulayman Ibn Abu Hathamah berkata …… Kami tidak menemukan dengan pasti pengetahuan dari ilmuwan ataupun dari sajak-sajak kuno tentang silsilah DIATAS MA‘ADD IBN ‘ADNAN…


    III.3. MENURUT IBN JARIR AT TABARI
    Lahir di Thabrastan tahun 839 M, meninggal di Baghdad 932 M. Seorang ahli sejarah yang terkemuka, ahli tafsir dan seorang imam. Kitab tafsirnya telah menjadi rujukan bagi segala ulama tafsir. Tabari mencatat perbedaan keturunan apakahdari Nabit atau Kedar

    Sumber :
    The History of Al-Tabari,
    Volume VI, Muhammad At Mecca,
    Diterjemahkan oleh W. Montgomery Watt dan M.V. McDonald
    State University of New York Press, Albany, 1988, halaman 38
    "... I heard the Messenger of God say, ‘Ma‘add ‘Adnan b. Udad b. Zand b. Yara b. A‘raq al-Thara.’ Umm Salamah: Zand is al-Hamaysa‘, Yara is NABT and A‘raq al-Thara is Ishmael, son of Abraham.

    “… Aku mendengar RASULULLAH BERKATA, “‘Ma‘add ‘Adnan b. Udad b. Zand b. Yara b. A‘raq al-Thara.’ Umm Salamah: Zand adalah al-Hamaysa‘, Yara adalah NABIT dan A‘raq al-Thara adalah Ishmael, anak Abraham.

    ... ‘Adnan, AS SOME GENEALOGISTS ASSERT, was the son of Udad b. Muqawwam b. Nahur b. Tayrah b. Ya ‘rub b. NABIT b. Isma‘il (Ishmael) b. Ibrahim (Abraham), WHILE OTHERS SAY: ‘Adnan b. Udad b. Aytahab b. Ayyub b. QAYDHAR b. Isma‘il (Ishmael) b. Ibrahim (Abraham). Qusayy b. Kilab traces his descent back to QAYDHAR in his poetry. YET OTHER GENEALOGISTS SAY: ‘Adnan b. Mayda‘ b. Mani‘ b. Udad b. Ka‘b b. Yashjub b. Ya‘rub b. al-Hamaysa‘ b. QAYDHAR b. Isma‘il (Ishmael) b. Ibrahim (Abraham). THESE DIFFERENCES arise because it is an old science, taken from the people of the first Book (the Old Testament)

    Adnan, menurut beberapa ahli silsilah, adalah anak dari ….. b Nahor b. Terah b. Yarub b. NABIT b. Ismail b. Ibrahim, sementara yang lain menyatakan ‘Adnan b. Udad b. Aytahab b. Ayyub b. QAYDHAR b. Ismail b. Ibrahim …… Perbedaan ini muncul karena hal ini adalah pengetahuan kuno, diambil dari pendapat ahli kitab.

    Pendapat Tabari bahwa Muhammad SAW menyatakan silsilah hingga Abraham bertabrakan dengan pendapat Ibn Sa’d yang justru menyatakan bahwa Muhammad SAW tidak pernah menyebutkan silsilah diatas Adnan.

    Jelas bahwa silsilah Muhammad SAW hanya diketahui sampai Adnan saja.
    Jadi sebetulnya TIDAK ADA YANG TAHU garis keturunan sebelum Adnan.

    Kalau memang tidak ada yang tahu bagaimana bisa mengkaitkan Muhammad SAW dengan Adnan dan dengan Ismail??


    III.3. IMAM BUKHARI
    Dalam salah satu hadisnya, Bukhari mencatat kejadian dimana Hagar dan Ismail dibuang oleh Abraham di Mekah. Namun sangat menarik karena dikisahkan bahwa Muhammad SAW ternyata tidak sekalipun menyebut nama Hagar melainkan menggunakan istilah IBU ISMAIL atau SHE. Ini jelas mengindikasikan bahwa Muhammad SAW TIDAK MENGETAHUI NAMA Hagar.

    Sumber :
    Sahih Bukhari
    Volume 004, buku 055, Hadis Nomor 583.
    Narated By Ibn Abbas : The first lady to use a girdle was the MOTHER OF ISHMAEL. SHE used a girdle so that SHE might hide her tracks from SARAH., ….. ….. ISHMAEL'S MOTHER followed him saying, "O Abraham! ….. SHE repeated that to him many times, but he did not look back at her Then SHE asked him, …. SHE said, "Then He will not neglect us," …… SHE became thirsty …… SHE started looking at him (i.e. Ishmael) tossing in agony; SHE left him, for SHE could not endure looking at him,…... SHE repeated that (running between Safa and Marwa) seven times."

    The Prophet said, "This is the source of the tradition of the walking of people between them (i.e. Safa and Marwa). When SHE reached the Marwa (for the last time) SHE heard a voice and asked herself to be quiet and listened attentively. SHE heard the voice again ….
    The Prophet added, "May Allah bestow Mercy on ISHMAEL'S MOTHER! ……. SHE lived in that way till some people from the tribe of Jurhum …… The Prophet added, "ISHMAEL'S MOTHER was sitting near the water. ……. The Prophet further said, "ISHMAEL'S MOTHER was pleased with the whole situation as SHE used to love ……. The child (i.e. Ishmael) grew up and learnt Arabic from them and (his virtues) caused them to love and admire him as he grew up, and when he reached the age of puberty they made him marry a woman from amongst them.

    After ISHMAEL'S MOTHER had died,

    Dalam hadis lainnya, bahkan diindikasikan bahwa orang-orang Arab TIDAK TAHU BAHWA HAGAR ADALAH IBU ISMAIL, hal yang mustahil terjadi jika Quraish memang keturunan Ismail.

    Sumber :
    Sahih Bukhari
    Volume 007, Buku 062, Hadis Nomor 021.
    Narated By Abu Huraira : The Prophet said: Abraham did not tell lies except three. (One of them was) when Abraham passed by a tyrant and (his wife) Sara was accompanying him (Abu Huraira then mentioned the whole narration and said:) (The tyrant) gave her Hajar. Sara said, "Allah saved me from the hands of the Kafir (i.e. infidel) and gave me Hajar to serve me." (Abu Huraira added:) That (Hajar) is your mother, O Banu Ma'-As-Sama' (i.e., the Arabs).
    Dikisahkan oleh Abu Huraira : Rasulullah berkata : “Abraham tidak berbohong kecuali dalam 3 kesempatan. (Satu diantaranya adalah saat) Abraham diterima oleh seorang tiran dan Sara sedang mendampinginya. … Sang tiran memberinya Hagar. Sara berkata, “Allah menyelamatkan aku dari tangan kafir dan memberiku Hagar sebagai pelayan.” (ABU HURAIRA) MENAMBAHKAN, “(HAGAR) ITU ADALAH IBUMU, O BANI MA’AS-SAMA (ORANG-ORANG ARAB).

    Dari kedua hadis diatas mengindikasikan dengan jelas bahwa NAMA HAGAR TIDAK DIKENAL OLEH MUHAMMAD SAW DAN SAHABAT-SAHABATNYA. Itulah sebabnya Muhammad SAW tidak menyebut nama Hagar dan Abu Huraira sampai merasa perlu untuk menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya bahwa Hagar adalah ibu mereka.


    IV. JIBRIL TURUN TANGAN
    Bahkan silsilah Muhammad SAW dari MUDHAR juga baru muncul BELAKANGAN. Dan lagi-lagi muncullah Jibril yang menyelamatkan (mirip saat ingin menikahi Zainab) dengan memberitahu garis keturunan nabi Muhammad melalui Mudhar.
    Sumber :
    Kitab al-Tabaqat al-Kabir, Volume I,
    Muhammad Ibn Sa'd
    Terjemahan oleh S. Moinul Haq, M.A., PH.D dibantu oleh H.K. Ghazanfar M.A.
    halaman 4

    Ma'n Ibn 'Isa al-Ashja'i al-Qazzaz (silk-merchant) informed us; he said: Mu'awiyah Ibn Salih informed us on the authority of Yahya Ibn Jabir who had seen some Companions of the Prophet and said: The people of Banu Fuhayrah came to the Prophet and said to him: You belong to us. He replied: Verily, (the archangel) Gabriel has informed me that I belong to Mudar.
    Ma'n Ibn 'Isa al-Ashja'i al-Qazzaz (pedagang sutera) menginformasikan : dia berkata : Muawiyah Ibn Salih menginfrmasikan menurut Yahya Ibn Jabir yang telah melihat beberapa sahabat Rasulullah SAW dan berkata : Bani Fuhayrah mendatangi Rasulullah SAW dan berkata kepadanya : “Rasulullah SAW adalah dari golongan kami”. Rasulullah SAW menjawab : “Sunguh, JIBRIL TELAH MEMBERITAHUKAN KEPADAKU BAHWA AKU TERMASUK KETURUNAN MUDHAR.”

    Kisah serupa terekam juga dalam sahih Bukhari.
    Sumber :
    Sahih Bukhari
    Volume 4, Buku 56, Nomor 698
    Narrated Kulaib:
    I was told by the Rabiba (i.e. daughter of the wife of the Prophet) who, I think, was Zainab, that the Prophet forbade the utensils (of wine called) Ad-Dubba, Al-Hantam, Al-Muqaiyar and Al-Muzaffat. I said to her, "Tell me as to which tribe the Prophet belonged; was he from the tribe of Mudar?" She replied, "He belonged to the tribe of Mudar and was from the offspring of An-Nadr bin Kinana."
    Dikisahkan oleh Kulaib :
    ...... Aku berkata kepadanya, "Katakan padaku kepada suku mana Rasulullah berasal, apakah beliau dari suku Mudhar?" Dia menjawab, "Rasulullah berasal dari suku Mudhar dan berasal dari keturunan An Nadr bin Kinana."

    Ini mengindikasikan bahwa :
    1. Bani Fuhayrah tidak mengetahui bahwa Muhammad SAW atau suku Quraish adalah dari keturunan Mudhar
    2. Jika tidak diketahui garis keturunan dari Mudhar, apalagi dari Adnan, apalagi dari Nabit atau Kedar, apalagi dari Ismail dan apalagi dari Abraham.
    3 garis keturunan Muhammad hanya diketahui setelah menerima wahyu dari Jibril.

    Konsekuensi lebih lanjut adalah GARIS KETURUNAN BANI QURAISH DARI MUDHAR, DARI ADNAN DAN DARI ISMAIL TIDAK DIKETAHUI SEBELUM MUNCULNYA MUHAMMAD SAW KARENA KALAU PENGETAHUAN INI SUDAH ADA KAN TIDAK PERLU JIBRIL MEWAHYUKAN SESUATU YANG SUDAH DIKETAHUI RAMAI ORANG.

    Atau dengan kata lain garis keturunan itu DIKARANG kemudian.


    V. KOMENTAR ULAMA MODERN
    Pandangan bahwa Ismael adalah bapa bangsa Arab sebenarnya baru muncul pada awal berkembangnya Islam. Pada jaman pra Islam, tidak ada yang berpendapat bahwa Ismail adalah bapa bangsa Arab.

    Beberapa pakar Islam mengakui hal tersebut :

    1) Dr. Taha Hussein, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dalam buku Mizan al Islam karya Anwar Jundi, halaman 170 :
    “Dalam kasus cerita Abraham dan Ismail membangun Kabah cukup jelas, cerita ini MUNCUL BELAKANGAN disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeploitasi kisah ini untuk kepentingan agama”

    Siapa DR. Taha Husayn.
    Dikutip dari :
    Encyclopaedia Britannica edisi 2003
    Sub Topik : Taha Hussein
    Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir
    Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo
    Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern …..Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo …… Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor …… Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat marah kaum Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh muslim kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur’an. Karena buku ini, dia dinyatakan kafir. ….. Taha kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan ditahun 1950 – 1952 …..

    2) W Aliyudin Shareef, dalam buku In Response to Robert Morey’s Islamic Invasion, halaman 3 – 4 :
    “Pada masa sebelum Islam, Ismail TIDAK PERNAH DISEBUTKAN sebagai Bapa Bangsa Arab”


    VI. ASAL USUL BANGSA ARAB
    Menurut sumber Islam, orang Arab berasal dari Qathan (Yoktan).
    Sumber :
    Sejarah Islam
    Ahmad Al-Usairy
    Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 62
    2. Arab Baqiyah
    MEreka adalah orang-orang Arab yang hingga saat in masih ada. Mereka adalah bani Qathan dan Bani Adnan. BANU QATHAN ADALAH ORANG ARAB ARIBAH (ORANG ARAB ASLI) dan tempat mereka adalah di selatan jazirah Arab. …….. Sedangkan bani Adnan, mereka adalah orang-orang Arab Musta’ribah, yakni orang-orang Arab yang mengambil bahasa Arab sebagai bahasa mereka. Mereka adalah ORANG-ORANG ARAB BAGIAN UTARA……

    Dan juga keturunan dari Iram anak Sem
    Sumber :
    Sirat Ibnu Ishaq
    Kitab Sejarah Nabi Tertua, buku 1,
    Muhammadiyah University Press, 2002, halaman 4
    Ad ibn Aus ibn IRAM IBN SAM ibn Nuh dan Thamud dan Jadis dua anak dari Abir ibn IRAM IBN SAM ibn Nuh, dan Tasm dan Imlaq dan Umayan anak-anak Lawidh ibn Sam ibn Nuh adalah semuanya Arab. Nabit ibn Isma'il memperanakkan Yashjub dan garis keturunannya adalah : Ta'rub-Tayrah-Bahur-Muqawwan-Udad-'Adnan.

    Kutipan dari buku Sejarah Islam diatas memperkuat argument bahwa keturunan Ismail memang hidup disekitar perbatasan Sinai,
    baca : Paran dan Baka Bukanlah Mekah
    http://indonesian.knowislam.info/forum/viewtopic.php?t=634
    http://diskusi.forumsplace.com/message254.html&sid=cb507c8885b2d4c8d7a 525aaea32f94e

    Menyadari kelemahan diatas, maka muslim akan mengarang satu scenario lagi sebagai berikut.
    Sumber :
    Sejarah Islam
    Ahmad Al-Usairy
    Akbar Media Eka Sarana, 2003, halaman 62
    …. Mereka adalah orang-orang Arab bagian utara. SEDANGKAN TEMPAT TINGGAL ASLI MEREKA ADALAH MEKAH

    Jadi ada satu skenario untuk mencocokkan sejarah dengan klaim agama yaitu : keturunan Ismail awalnya mendiami Mekah kemudian pindah ke utara menuju sekitar wilayah Sinai.
    Satu skenario yang tidak ada pembuktian arkeologinya. Kalau memang keturunan Ismail pindah ke Utara meninggalkan Mekah, terus suku Quraish yang tinggal di Mekah keturunan siapa?

    Sementara menurut Alkitab kita bisa melihat hal-hal sebagai berikut.
    1. Nuh memiliki 3 anak, yaitu Sem, Ham dan Yafet
    Kejadian 10:1. Inilah keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh

    2. Sem memiliki 5 anak
    Kejadian 10:22 Keturunan Sem ialah Elam, Asyur, Arpakhsad, Lud dan Aram.

    3. Anak Sem dari Aram (Iram) menjadi orang Arab sesuai pendapat dari Ibn Ishaq diatas.

    4. Qathan atau Yoktan yang menjadi bapa bangsa Arab asli berasal dari anak Sem yang bernama Arpakhsad
    Kejadian 10
    Ayat 24 ARPAKHSAD memperanakkan Selah, dan Selah memperanakkan Eber.
    Ayat 25 Bagi Eber lahir dua anak laki-laki; nama yang seorang ialah PELEG, sebab dalam zamannya bumi terbagi, dan nama adiknya ialah YOKTAN.

    5. Sementara Abraham sendiri berasal dari keturunan Nuh – Sem – Arpakhsad – Peleg(kakak dari Yoktan atau Qathan) – Rehu - Serug – Nahor – Terah – Abram (Abraham)

    Jika memang Muhammad SAW dan Quraish mengaku dari keturunan Ismail, hal ini tetap meninggalkan kesulitan karena keturunan Ismail bukanlah bangsa Arab asli dan mereka diklaim sudah meninggalkan Mekah menuju Utara.
    Itulah sebabnya, pengaitan Quraish dengan Mudhar ternyata juga baru terjadi belakangan setelah Islam mulai berkembang. PENGAITAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN KLAIM KENABIAN DARI JALUR ABRAHAM.


    VI. KESIMPULAN
    Dari uraian diatas dapat disimpulkan sbb :
    1. Muhammad SAW tidak mengetahui nama ibu Ismail, hal yang mustahil terjadi jika Quraish memang adalah keturunan Ismail

    2. Orang Arab tidak mengetahui nama ibu Ismail, hal yang mustahil terjadi jika Quraish memang adalah keturunan Ismail

    3. Orang Arab bahkan termasuk Quraish tidak mengetahui bahwa mereka keturunan Mudhar, hal yang mustahil terjadi jika Quraish memang adalah keturunan Ismail

    4. Orang Arab tidak mengetahui garis keturunan diatas Adnan

    5. Garis keturunan diatas Adnan yang mengkaitkan dengan Abraham adalah KEBOHONGAN

    6. Kebingungan bahkan berlanjut hingga anak Ismail yang mana : Nabit atau Kedar, maklum karena klaim dibuat belakangan.

    7. Orang Arab berasal dari keturunan Iram dan Qathan, bukan dari Ismail. Kaum Ismail adalah IMIGRAN kedalam bangsa Arab

    Dengan demikian, cukup beralasan kalau dikatakan bahwa :
    MUHAMMAD SAW BUKANLAH KETURUNAN KEDAR/NABIT – ISMAIL - IBRAHIM.

    Sekian
    Vivaldi - FFI

    BalasHapus
  8. waduh.....
    ternyata blog saya di hampiri orang2 FFI toh...
    tapi sayang dah banyak orang FFI yang ketahuan ngibulnya....
    maaf mas, saya udah pernah jadi member di FFI, tapi secara licik di banned karena dapat mengalahkan argumen Murtad mama....

    Klan Kedar tidak hanya untuk Muhammad saja, tapi untuk SEMUA orang Quraish, termasuk yang masih jahiliyah.......
    itulah kedar yang sudah membuat kerusakan.....
    dan jika anda mengklaim bahwa Muhammad keturunan Nebayot maka anda salah besar...
    karena klan arab Mekkah tidak hanya bersala dari Kedar melainkan dari Nebayot juga....
    sedangkan untuk penduduk yatstrib adalah dari Klan Tema....
    dan saya RASA tidak ada hubunganya Devarim 18:15-22 dengan Muhammad itu Kedar atau bukan...
    masalah Israel itu anak perjanjian atau tidak.....itu saya kembalikan ke anda kareana anda yang memakai klaim iman untuk memberiakn penjelasan pada orang yang tidak mengimani apa yang anda imani.....
    Jika Israil adalah bangsa perjanjian...
    apakah bangsa perjanjian yang dipilih Tuhan berlaku Biadab..?
    apakah Tuhan yang kau imani itu bodoh????
    jika Yishmael dan Yitzkhaq sama2 mewarisi darah ibrahim maka Muhammad juga bedarah Yahudi....
    dan perlu anda ketahui bahwa sebelum menikah dengan orang Jumhur, Ismail bukanlah orang arab......
    dan orang arab utara adalah orang2 Nabatea dan Idumea, yang menurunkan Herodes agung...
    jika orang2 mekah adalah leluhur arab utara, kenapa bhasa arab utara dan Mekah berbeda?????

    terima kasih atas contekan dari FFI yang tikang tipu itu ya....

    BalasHapus
  9. BRANI DEBAT DNG AKU TTG INI BOS?
    KALO MSH PUNYA NYALI, KUTUNGGU DI www.indonesia.faithfreedom.org

    IM WAITING FOR YOU, MY DEAR...

    ;-)

    BalasHapus
  10. aduh....
    maaf...
    seperti yang telah saya bilang di atas....
    bukan saya tidak ingin debat di FFI....
    saya pernah punya ID FFI, dengan nama Yohannes....
    tapi secara licik di banned oleh ali sina....
    karena saya dapat beradu argumnen dengan mUrtad mama.....

    kasian sekali anda....
    masih mau berkecimpung dalam kumpulan orang2 pengecut yang hanya bisa membanned orang yang dapat beradu argumen dengan mereka.....
    janagn2 anda termasuk yang pengecut itu.....
    sekarang saya tawarkan anda untuk masik forum saya di
    www.faithfreedom.myforumportal.com

    insyaallah anda tidak akan di banned walaupun anda dapat mengalahkan muslim,selama anda sopan sebagai tamu.....

    BalasHapus

Jika anda ingin bertanya tentang artikel yang bersangkutan.Silahkan cantumkan alamat email anda.Terima Kasih...