ASSALAMU 'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUHU ...SHALOM...'ALEYCHEM.....AHLAN WA SAHLAN....BRUCHIM HABAYIM....SELAMAT DATANG DI RASAIL SALAM SHALOM

Selasa, 20 Mei 2008

11 Ummul Mu'minin

Ummul Mukminin, yang memiliki pengertian Ibu Kaum Mukmin, merupakan gelar khusus yang hanya disandangkan pada istri-istri Rasulullah saw. Mereka berjumlah sebelas orang dengan spesifikasi yang istimewa pada masing-masing individunya, mereka adalah:

Khadijah binti Khuwailid bin Asad al Quraisyiyyah al Asadiyah
istri pertama Rasulullah, dinikahi 15 tahun sebelum kerasulan ketika Nabi Muhammad jejaka 25 tahun, sedangkan Khadijah janda 40 tahun. Sebelumnya Khadijah telah menikah dua kali, pertama dengan Abu Halah bin Zarah at-Tamimi dan kemudian dengan Atiq bin Aziz at Tamimi.
Sebelum mereka menikah, Khadijah mempercayakan pengelolaan barang dagangannya kepada pemuda Muhammad. Tertarik akan pribadi dan kejujurannya, Khadijah meminangnya untuk menjadi suaminya. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai enam orang anak: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kalsum, Fatimah, dan Abdullah. Dari keenam putra-putri mereka, hanya Fatimah yang menurunkan keturunan yang sampai sekarang tersebar diseluruh dunia.
Khadijah berperan besar pada masa-masa awal penyebaran Islam. Dia mendedikasikan hartanya bagi kepentingan Islam. Khadijah wafat 2 tahun sebelum Rasulullah saw hijrah, dalam usia 65 tahun. Tahun wafatnya bersamaan dengan wafatnya Abu Thalib, paman Rasulullah saw.

Saudah binti Zam'ah
istri kedua Rasulullah, dinikahi setelah Khadijah wafat. Sebelum menikah dengan Rasulullah ia istri Sakran bin Umar al Amiri. Suami istri ini termasuk orang-orang pertama yang beriman. Karena dinista kaum Quraisy, mereka hijrah ke Habsyah. Setelah kembali ke Mekkah, Sakran meninggal. Saudah hidup sebagai janda lanjut usia, tanpa pelindung; bapaknya sendiri masih musyrik. Atas desakan bibinya, Khaulah binti Hakim, Rasulullah menikahinya. Meskipun berstatus sebagai istri, ia tidak pernah meminta haknya selaku umumnya seorang istri. Dia berkata: "Demi Allah, sesungguhnya saya tidak ingin menikah. Tetapi saya ingin bangkit kelak di hari kiamat sebagai istri Rasulullah." Saudah wafat di akhir masa Khalifah Umar bin Khattab


Zainab binti Huzainah bin Abdullah bin Umar bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sa'sa'ab al Hilaliyah.
Ia menikah dengan Rasulullah tahun 11 H. Sebelumnya dia pernah menikah dengan Abdullah bin Jahsi, salah satu syuhada Uhud. Pernikahannya dengan Rasulullah tidak berlangsung lama karena wafat kira-kira dua bulan setelah pernikahannya. Ia terkenal dengan sebutan Umm al Masakin (Ibu kaum miskin), karena senang memberi makan dan sedekah kepada fakir miskin.


Aisyah binti Abu Bakr as Siddiq
lahir 2 tahun sebelum kerasulan. Pernikahannya dengan Rasulullah saw tidak menghasilkan keturunan. Ia banyak mendengar al Qur'an dan hadis langsung dari Rasulullah saw. Melalui Aisyah umat Islam mengetahui bagaimana Rasulullah saw menjalankan kewajibannya sebagai suami, sampai hal-hal yang sangat pribadi yang patut diketahui umat Islam untuk diteladani. Aisyah juga dikenal sebagai orang yang cerdas, banyak mengetahui hukum-hukum dan ilmu fara'id (hukum pembagian harta waris) yang rumit. Aisyah wafat pada tahun 47 atau 48 H. Darinya para ulama menerima 2.210 hadis, termasuk hadis-hadis pergaulan suami-istri yang tidak akan diterima dari perawi lain.

Juariyah binti al Haris.
dinikahi Rasulullah saw enam tahun setelah hijrah. Pertemuannya dengan Rasulullah saw terjadi ketika Bani Mustaliq menyerang kaum muslimin. Juariyah ikut di dalamnya. Serangan Bani Mutaliq dapat dipatahkan, Juariyah menjadi tawanan Qais bin Sabit. Ia akan dibebaskan dengan syarat membayar tebusan. Oleh karena tidak memiliki uang tebusan, ia menghadap Rasulullah saw mengadukan nasibnya. Rasulullah saw bersabda: "Apakah engkau menginginkan agar aku membayar tebusanmu, kemudian aku menikahimu?" Juariyah setuju dan Rasulullah saw menikahinya. Pernikahan mereka membuat hubungan kaum muslim dengan Bani Mustaliq menjadi erat. Juariyah wafat tahun 56 H.


Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab.
dinikahi Rasulullah saw beberapa saat setelah Perang Khaibar. Shafiyyah adalah putri raja dan suaminya juga bangsawan Khaibar yang memiliki benteng Qumus, beragama Yahudi, bernama Kinanah bin Rabi'. Setelah terjadi perang Khaibar, orang-orang Khaibar menjadi tawanan, termasuk Shafiyyah. Sebagai bekas permaisuri raja, keadaan itu teramat menyedihkan. Kemudian ia masuk Islam dan bersedia dinikahi Rasulullah saw. Setelah menjadi Ummul Mukminin, ia kembali menduduki tempat kehormatannya. Pernikahannya dengan Rasulullah saw membuat orang-orang Khaibar ikut tergerak untuk masuk Islam. Shafiyyah wafat sekitar tahun 50 H.


Ummu Salamah.
nama aslinya adalah Hindun binti Abu Ummayah bin Mugirah bin Abdullah bin Amr bin Mahzum, dinikahi Rasulullah saw pada tahun 2 H. Sebelum dinikahi Rasulullah saw ia pernah menikah dengan Abdullah bin Asad al Mudirah dan memiliki anak bernama Salamah. Itu sebabnya ia dikenal dengan nama Ummu Salamah (Ibu Salamah). Suaminya ikut perang Uhud dan sempat terluka. Dalam peperangan dengan Bani Asad dia meninggal dunia.

Beberapa tahun setelah pernikahannya dengan Rasulullah saw, Ummu Salamah mendampingi Rasulullah saw dalam penakhlukan Mekkah, perang dengan orang Ta'if, perang melawan Bani Hawazin, dan perang melawan Bani Saqif. Ummu Salmah juga dikenal sebagai perawi hadis. Dia wafat sekitar tahun 59 atau 61 H.


Ramlah(Ummu Habibah) binti Abu Sofyan.
Sebelum masuk Islam ia menikah dengan Ubaidillah bin Yahsi al Asadi, sepupu Rasulullah saw. Ramlah dan suaminya masuk Islam, sementara orang tua mereka tetap musyrik bahkan memusuhinya. Karena tekanan dari kaum musyrik Quraisy Mekkah, Ramlah beserta suaminya hijrah ke Habsyah. Di tengah perjalanan hijrah yang sulit itu, Ramlah melahirkan, sementara suaminya kembali murtad. Meskipun sendirian dan menderita diperantauan Ramlah tetap teguh mempertahankan keimanannya. Kabar penderitaannya itu sampai kepada Rasulullah saw. Melalui surat yang disampaikan Raja Najasyi, Rasulullah saw meminangnya. Ramlah menerima pinangan itu dan menunjuk Kalid bin Sa'id bin As bin Ummayah sebagai walinya. Ketika itu dia tetap tinggal di Habsyah karena pertimbangan keamanan.

Sesudah Rasulullah saw hijrah ke Madinah, beliau memerintahkan para sahabat untuk mencari umat Islam yang terpencar-pencar di pengungsian termasuk yang masih ada di Habsyah. Ramlah ikut bersama mereka kembali ke Madinah dan untuk pertama kalinya bertemu dengan Rasulullah saw. Ramlah wafat tahun 44 H di masa pemerintahan adiknya, Mu'awiyah bin Abu Sofyan.


Hafsah binti Umar bin Khattab.
lahir lima tahun sebelum kerasulan. Pertama kali dia menikah dengan Hunain bin Hufazah, salah seorang sahabat yang ikut hijrah ke Habsyah dan ikut Perang Uhud. Ia wafat tahun 3 H. Setelah menjanda beberapa tahun Hafsah dinikahi Rasulullah saw. Kehadirannya di tengah-tengah rumah tangga Rasulullah saw sempat menimbulkan konflik. Ketika hadir Mariyah al Qibtiyyah, Hafsah cemburu berat. Ia mengajak istri-istri Rasulullah saw yang lain untuk mempengaruhi suami mereka agar membenci Mariyah. Rasulullah saw sempat menjauhi Mariyah hingga turun ayat 1 surat at-Tahrim menegur beliau.
Setelah Rasulullah saw wafat, atas usul Umar bin Khattab, Khalifah Abu Bakr mengumpulkan naskah al Qur'an yang tadinya berserakan baik di catatan-catatan pribadinya maupun hafalan para sahabat. Naskah al Qur'an lengkap pertama yang dikenal dengan 'Mushaf Abu Bakr' itu disimpan di rumah Hafsah. Naskah tersebut baru dikeluarkan pada zaman Khalifah Utsman untuk diperbanyak.


Zainab binti Jahsy bin Rubab bin Ya'mar bin Sabrah bin Murrah bin Kasir bin Ganam bin Daudun bin Asad bin Khuzaimah.
Ibunya bernama Umainah binti Abdul Mutallib bin Hasyim; jadi masih saudara sepupu Rasulullah saw. Sebelumnya Zainab adalah istri Zaid bin Harisah, anak angkat Rasulullah saw. Ia dinikahi Rasulullah saw tahun 3 H. Pernikahannya ini sekaligus menghapus pandangan masyarakat Arab ketika itu yang menyamakan status anak angkat sama dengan anak kandung, termasuk pencantuman nama nasab bapak angkat, sehingga bekas istri anak angkat tidak boleh dinikahi bapak angkat.

Zainab wafat tahun 20 H. Sebelum wafat ia berkata: "Aku telah menyediakan kain kafan untukku. Umar akan mengirimkannya untukku. Oleh karena itu saya minta, salah satunya diberikan pada yang memerlukannya. Bila masih ada hak-hakku supaya disedekahkan kepada yang memerlukannya."


Mariyah binti Syam'un al Qibtiyyah.
ibunya berdarah Romawi. Ia lahir dan dibesarkan di Ansuna suatu desa sebelah timur Sungai Nil. Pada masa remajanya ia tinggal di istana Raja Muqauqis Mesir sebagai pelayan istana. Ketika Habib bin Abu Balta'ah diutus menyampaikan surat dari Rasulullah saw kepada Raja Muqauqis, sebetulnya raja mengakui kerasulan Muhammad saw tetapi takut akan kehilangan kewibawaannya di hadapan rakyatnya, yang berarti pula akan kehilangan mahkotanya. Oleh karena itu ia membalas surat Rasulullah saw dengan penuh penghormatan sambil mengirimkan Mariyah dan saudaranya, Sirin, serta 1.000 misqal mas, 20 stel pakaian tenunan Mesir, madu lebah, kayu cendana, minyak kesturi, keledai lengkap dengan pelananya dan seekor himar putih. Mereka tiba di Madinah pada tahun 7 H.

Rasulullah saw menikahi Mariyah, sementara adiknya, Sirin, dinikahkan dengan penyair Hassan bin Sabit. Kehadiran Mariyah di antara istri-istri Rasulullah saw membuat mereka cemburu, terutama Hafsah dan Aisyah, lebih-lebih setelah Mariyah hamil dan melahirkan Ibrahim (wafat pada usia satu setengah tahun). Mariyah wafat pada tahun 16 H pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

6 komentar:

  1. Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab hasil Perampokan atas Khaybar — May, 628M.

    Di musim semi (sekitar bulan Maret) tahun 628, Muhammad bersama 1.500 pengikutnya yang taat berangkat untuk melakukan Umrah (ibadah Haji minor) di Mekah. Akan tetapi karena merasa takut mereka melakukan pengacauan, pihak Mekah tidak memperkenankan Muhammad untuk masuk kota dan memaksa mereka berkemah di tempat yang bernama Hudaibiya tak jauh dari Mekah. Ketika di sana, dia membuat perjanjian bersama kaum Quraish untuk berdamai selama 10 tahun dan kaum Quraish akan mengijinkan Muhammad masuk Mekah mulai tahun depan untuk melaksanakan ibadah Haji dengan para pengikutnya. Inilah perjanjian Hudaibiya yang terkenal itu.

    Setelah mengadakan kesepakatan dalam perjanjian itu, Muhammad dan pengikutnya meninggalkan Mekah. Di perjalanan dia mendengar gerutuan para pengikutnya karena Muhammad setuju untuk membuat perjanjian yang sangat menguntungkan pihak Quraish. Apalagi dengan perjanjian itu, kaum Jihadis jadi kehilangan kesempatan lebih jauh untuk merampok orang Mekah. Muhammad cukup cerdik untuk menyadari bahwa dia harus terus menerus menghadiahi para Jihadisnya melalui harta benda rampokan, sebab kalau tidak, meraka akan kehilangan iman terhadap dia. Saat itu terjadi kemarau hebat pula di Medina. Lalu di perjalanan pulang ke Medina itu, dia memutuskan untuk melakukan serangan mendadak terhadap kaum Yahudi. Karena semua kaum Yahudi di sekitar Medina telah diusir atau dimusnahkan, maka Muhammad menetapkan untuk merampok dan menjarah suku Yahudi sisa yang tinggal di Khaybar. Haykal menulis[215] bahwa kaum Yahudi yang tinggal di Khaybar adalah yang terkuat, terkaya dan punya peralatan perang terlengkap dari semua masyarakat di Arabia (Hykal, Ch. Khaybar expedition). Untuk meyakinkan dan mengesahkan niat Muhammad atas tujuan perampokan ini, allah menurunkan Sura al-Fath (Kemenangan, Sura 48 ), memaafkan dosa-dosannya yang dulu dan masa depan (48:2) dan menjamin kemenangannya (48:21) melalui bantuan allah. Di ayat2 48:16, 20 allah menjanjikan barang-barang jarahan karena bergabung dalam Jihad untuk memperkaya kehidupan material para Jihadis. Mubarakpun[216] mengatakan secara tegas bahwa janji barang jarahan ini berarti perampokan atas Khaybar. Dengan janji ilahi ini, para pengikut Muhammad merasa percaya diri, kuat dan sekarang mereka siap untuk melakukan penyerangan baru, dan hanya dalam waktu beberapa minggu setelah kembali dari Hudaibiya, mereka pergi lagi menuju Khaybar untuk merampoki masyarakatnya. Kita bisa baca kebenaran kisah perampokan tanpa sebab ini dari sejarah yang ditulis oleh al-Tabari [217]:
    Di masa kemarau besar di Medina saat itu, sekelompok orang Bani Aslam yang baru saja memeluk Islam menghadap Muhammad untuk minta bantuan. Tapi Muhammad tidak punya apa-apa untuk membantu mereka. Jadi dia berdoa pada allah agar mereka bisa menjarah perbentengan kaum Yahudi Khaybar yang banyak harta, termasuk pertanian mereka yang hijau subur. Dia berkata, “O Tuhan, Kau tahu keadaan mereka – bahwa mereka tidak punya kekuatan dan aku tidak punya apapun untuk kuberikan pada mereka. Bukalah bagi mereka (kesempatan menyerang) bagian terbesar perbentengan Khaybar, yang paling kaya akan makanan dan daging berlemak.”

    Di pagi harinya, Muhammad menjarah benteng Yahudi milik al-Sa’b b. Muadh (ketua suku Yahudi) yang memiliki paling banyak makanan yang berlimpah.
    [214] Punch, 1973, [215] Hykal, Ch. Khaybar expedition, [216] Mubarakpuri, p.431, [217] Tabari, vol.viii, p.117.

    Bahkan Sahih Bukhari menulis tujuan utama untuk menyerang Khaybar adalah makanan:
    Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 547:
    Dikisahkan oleh 'Aisha: Ketika Khaibar ditaklukkan, kami berkata, “Sekarang kita bisa makan kurma-kurma kami!”

    Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 548:
    Dikisahkan oleh Ibn Umar: Kami tidak makan kecuali setelah kami menaklukkan Khaibar.

    Adalah penting untuk menelaah operasi perampokan ini secara detail, karena tindakan-tindakan kaum Jihadis dalam operasi teror ini menggambarkan secara tepat jalan pikir sebenarnya sang rasul allah. Seperti yang telah ditulis sebelumnya, ketika dia kembali dari Hudaibiya, Muhammad telah menjanjikan pengikutnya hasil jarahan yang besar. Enam minggu berlalu tanpa ada kejadian apa-apa. Para pengikutnya jadi mulai tidak sabar. Dia sekarang mulai mencari alasan untuk melakukan perampokan terhadap kaum Yahudi. Tapi alasan tidak kunjung ditemukan. Karena itu pada bulan May 628, dia tanpa alasan dan secara tiba-tiba melakukan serangan terhadap kaum Yahudi di Khaybar. Tentara Muhammad mulai bergerak ke arah Khaybar dan jumlah mereka adalah 1.400 orang. Tentara berkuda berjumlah sekitar 100 – 200. Banyak orang Bedouin dan suku Medina lainnya yang sebelumnya tidak peduli akan Muhammad, sekarang ingin ikut bergabung untuk melakukan perampokan. Tapi Muhammad menolak mengajak mereka karena mereka dulu tidak mau ikut pergi ke Hudaibiya. Harta rampokan Khaybar khusus hanya untuk para teroris yang bersedia menemani Rasul Allah di masa susah dan senang. Di ayat Q 48:15, allah juga memerintahnya untuk tidak mempercayai orang-orang Arab munafik ini. Umm Salamah, yakni salah seorang dari 7 istri-istri Muhammad, menemani “sang nabi penuh kasih” ini. Dengan menggunakan undian (yang memang kebiasaannya), Muhammad memilihnya dari antara istri-istrinya yang banyak itu.

    Tentara Muslim bergerak mengarungi jarak 100 mil dalam waktu 4 sampai 5 hari. Ibn Sa’d[218] menulis bahwa ini terjadi di bulan puasa, beberapa tentara Muslim sedang berpuasa, beberapa tidak. Sebelum melakukan serangan mendadak terhadap kaum Yahudi Khaybar, Muhamad berhenti di lembah yang bernama al-Rajii, ini bukan al-Rajii dekat Taif di mana para pengikut Muhammad dibunuh (lihat Teror 25, Bagian 7). Dia berkemah di situ diantara daerah tempat tinggal suku Ghatafan dan masyarakat Khaybar. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah suku Ghatafan datang membantu Yahudi Khaybar pada saat mereka diserang.
    [218] Ibn Sa’d, vol ii, p.133.

    Meskipun begitu, kala kaum Ghatafan mendengar bahwa Muhammad berusaha menyerang Khaybar, mereka mengumpulkan tentara mereka dan bergerak maju untuk menolong orang-orang Khaybar. Setelah bergerak selama sehari, mereka mendengar bahwa Muhammad telah menyerang sanak keluarga mereka yang ditinggal di rumah. Karena itu mereka balik kembali dengan tujuan melindungi keluarga mereka. Ini adalah tipuan cerdik dari pihak Muslim, karena sekarang jalan ke Khaybar terbuka dari rintangan bagi Muhammad. Muhammad lalu sembahyang subuh dan menyerang masyarakat Khaybar sambil berkata bahwa pagi hari merupakan saat yang sial bagi kaum kafir (lihat Hadis Sahih Bukhari, vol. 4, book 52, number 195). Serangan terjadi begitu mendadak sehingga para petani Khaybar tercengang ketika di dini pagi hari mereka hendak berangkat ke ladang pertanian dan mereka melihat begundal-begundal Muslim sudah mengepung daerah itu. Serangan tiba-tiba tentara Muslim in memusnahkan semua harapan kaum Yahudi untuk dapat bantuan dari suku B. Ghatafan.

    Ibn Ishaq menulis bahwa teriakan perang kaum Muslim di Khaybar adalah, ‘O engkau kaum yang menang, bunuh, bunuh!’[219] Memang sudah jadi kebiasaan Islam untuk menyerang suatu tempat di pagi hari dengan menyebut nama allah (ingat kejadian pagi hari 9/11). Ini Hadis Sahih Bukhari yang menegaskan serangan mendadak tanpa alasan kepada kaum Yahudi Khaybar (kau juga akan temukan beberapa hadis yang sama di Sahih Bukhari dan Sahih Muslim).
    [219] Ibn Ishak, p.770.

    Hadis Sahih Bukhari Volume 1, Book 11, Number 584:
    Dikisahkan oleh Humaid: Anas bin Malik berkata, “Kapanpun sang Nabi pergi bersama kami untuk berperang (demi tujuan Allah) melawan negara manapun, dia tidak pernah memperbolehkan kami menyerang sampai pagi dan dia akan menunggu dan melihat: jika dia mendengar suara Azan, dia akan membatalkan serangan dan jika dia tidak mendengar suara Azan, dia akan menyerang mereka.” Anas menambahkan, “Kami mencapai Kahibar di malam hari dan di pagi hari ketika dia tidak mendengar suara Azan untuk sembahyang, dia (sang Nabi) memacu (kuda) dan aku memacu di belakang Abi Talha dan kakiku menyentuh kaki Nabi. Penduduk Khaibar ke luar dengan keranjang dan pacul dan mereka melihat sang Nabi dan berteriak, “Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan tentaranya.” Ketika Rasul Allah melihat mereka, dia berkata, “Allahu-Akbar! Allahu-Akbar! Khaibar hancur. Kapanpun kami mendekati daerah (yang bermusuhan untuk diperangi), maka kesialan datang di pagi hari bagi mereka yang telah diperingatkan.”

    Orang-orang Yahudi Khaybar yang terkejut itu seketika balik kembali ke dalam benteng mereka dan mempertahankan diri dari serangan tentara Muhammad. Mereka punya sedikit waktu untuk bertemu dengan pemimpin mereka yang baru yang bernama Abul Huqayq dan lalu menempatkan diri mereka di bagian depan benteng Qamus dan siap untuk melakukan pertarungan sengit. Beberapa bulan sebelumnya, Muhammad telah membunuh Sallam ibn Abul-Huqayq (Abu Rafi) dan seorang ketua kaum Yahudi Al-Yusayr b. Rizam (lihat Teror 51, Bagian 12). Di awal pertempuran, Muhammad melakukan beberapa usaha untuk membuat mereka ke luar dari benteng mereka yang kokoh, tapi semuanya tidak berhasil. Lalu seorang Yahudi yang bernama Marhab menantang kaum Muslim untuk bertarung satu lawan satu. Jihadis yang bernama Amir menghadapi Marhab. Ketika sedang menyerang Marhab, Amir secara tak sengaja memotong urat nadinya sendiri dan iapun mati. Banyak Muslim mengira Amir telah bunuh diri dan minta penjelasan Muhammad bagi mereka yang bunuh diri ketika bertarung melawan kafir. Muhammad meyakinkan mereka bahwa Amir akan menerima upah dua kali lipat bagi usaha bunuh dirinya. Dengan mengutip rantai pencerita yang dapat dipercaya (isnad), Ibn Sa’d menulis: ‘ Salamah ibn Akwa berkata: “Aku bersua dengan para pengikut Rasul Allah yang menyatakan: “Semua perbuatan baik Amir telah hilang karena dia bunuh diri.” Salamah berkata: Lalu aku menghadap Rasul Allah sambil menangis dan bertanya: “Apakah amal Amir jadi sia-sia?” Dia berkata, “Dan siapa yang berkata begitu?” Aku berkata beberapa pengikutmu (berkata begitu). Rasul Allah berkata: “Dia yang berkata begitu menyatakan kebohongan. Upahnya (Amir) telah jadi dua kali lipat.”’ [220]

    Tindakan ‘serangan’ Islam bunuh diri yang pertama ini ditulis di Sahih Bukhari:
    Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 515:
    Dikisahkan oleh Abu Huraira: Kami menyaksikan (pertempuran) Khaibar. Rasul Allah berkata tentang seorang dari mereka yang bersama dia dan mengaku sebagai orang Muslim. “Orang ini berasal dari penghuni Api Neraka.” Ketika pertempuran mulai, orang tersebut bertempur dengan ganas dan berani sehingga dia menerima banyak luka. Beberapa orang mulai meragukan (perkataan sang Nabi), tapi orang itu karena merasa sakit akibat luka-lukanya, memasukkan tangannya ke dalam tempat anak panah dan mengambil beberapa anak panah yang digunakannya untuk membunuh dirinya sendiri. Lalu beberapa orang diantara kaum Muslim datang bergegas dan berkata, “O Rasul Allah! Allah telah membuat perkataanmu benar karena dia telah bunuh diri.” Sang Nabi berkata, “O orang itu! Bangun dan umumkan bahwa tiada seorangpun kecuali yang beriman yang akan masuk surga dan bahwa Allah mungkin mendukung agama melalui orang berhati culas kejam.

    Setelah kematian (bunuh diri) Amir, Muhammad b. Maslamah (sang pembunuh bayaran) bertarung dengan Marhab dan dalam pertarungan sengit dia membunuh Marhab. Lalu saudara laki Marhab yang bernama Yasir maju ke muka untuk membalas kematian saudaranya. Jihadis al-Zubayr maju ke depan untuk menghadapinya. Setelah bertarung singkat, al-Zubayr membunuh Yasir.

    Dalam operasi teror ini kita juga melihat sikap pengecut dari Umar b. Khattab yang digambarkan kaum Islam sebagai Jihadis yang luar biasa berani. Ketika Muhammad berkemah di Khaybar, dia memberi bendera kepada Umar b. al-Khattab. Umar lalu bertarung melawan orang-orang Yahudi tapi lari dikejar mereka. Setelah kembali menghadap Muhammad, kawan-kawannya mengeluh tentang sikap pengecut Umar b. al-Khattab. Karena itu, keesokan harinya Muhammad memberikan bendera kepada Ali yang pada saat itu menderita mata bengkak. Muhammad meludah pada matanya dan iapun sembuh!
    [220] Ibn Sa’d, vol.ii, p.138.

    Versi lain dari pembunuhan Marhab berlangsung seperti ini:
    Muhammad seringkali menderita sakit kepala migren dan karenanya dia tidak ke luar dari tempat persembunyiannya selama beberapa hari. Ketika dia menyerang Khaybar, dia menderita sakit kepala migren sehingga dia tidak menampakkan diri. Awalnya, Abu Bakr maju ke medan perang dan bertempur dengan berani. Ketika dia kembali, Umar maju dan bertempur dengan berani dan kembali kepada Muhammad.

    Setelah mengetahui bahwa dua pemimpin perangnya tidak begitu membawa keberhasilan, di hari berikutnya Muhammad mengutus Ali untuk berperang. Ali datang menghadapnya dengan mata bengkak. Muhammad meludah ke matanya dan rasa sakit seketika hilang. Lalu Ali berangkat bertempur. Ketika mendekati perbentengan Khaybar, dia bertemu Marhab, pemimpin benteng yang mengajak kaum Yahudi untuk melawan para penyerbu. Ali lalu bertarung melawan Marhab dan kemudian Ali membunuh Marhab dengan satu tebasan pedang yang kuat membelah kepala Marhab.

    Pertarungan umum sekarang berlangsung dan pihak Muslim menguasai keadaan. Kaum Yahudi bertambah terdesak karena memang tak siap dengan serangan tiba-tiba itu. Muhammad mulai merampasi harta benda Khaybar satu per satu, benteng demi benteng. Dia menaklukkan benteng pertama milik Na’im. Sahabat Muhammad yang bernama Mahmud b. Maslama (saudara laki Muhammad b. Maslama) dibunuh ketika sebuah batu digulirkan ke arahnya. Benteng selanjutnya yang takluk adalah Qamus, milik Abul Huqayq. Lalu Muhammad mengepung dua benteng terakhir, yakni milik al-Watih dan al-Sulalim, masing2 selama 13 dan 19 hari. Pemimpin kaum Yahudi yakni Sallam ibn Mishkam dibunuh dan al Harith ibn Abu Zaynab mengambil alih kepemimpinan. Banyak orang Yahudi yang dikalahkan di benteng-benteng sebelumnya lalu berlindung di dua benteng terakhir dan Muhammad menghadapi kesulitan untuk menembusnya. Jadi dia, sebagaimana hukum Islam, memotong jalur air ke benteng. Karena itu pihak Yahudi tidak punya pilihan selain menyerah terhadap tentara Muslim. Muhammad melanjutkan usaha perampokannya sampai dia selesai mengambil semua barang yang bisa dirampasnya. Dia setuju untuk mengampuni nyawa para Yahudi yang telah menyerah dan membiarkan mereka meninggalkan tempat tinggalnya asalkan mereka menyerahkan logam-logam kuning dan putih (yakni emas dan perak) yang mereka miliki. Kaum Yahudi diperbolehkan membawa barang-barang yang bisa diangkut oleh unta-unta dan keledai-keledai mereka kecuali barang-barang emas dan perak. Kalau berani melanggar aturan ini berarti mati – begitu ancaman Muhammad.

    Tentara Muslim sangat kekurangan perbekalan dan banyak dari mereka yang merasa lapar. Karena tidak punya bekal cukup, Muhammad meminta untuk makan daging kuda tapi melarang makan daging keledai. Larangan lain adalah makan bawang mentah dan kawin ‘mut’ah’ (kawin kontrak). Akan tetapi, aliran Islam Shia membantah bahwa tidak ada larangan atas kawin ‘mut’ah’.

    Pihak tentara Muslim menang mutlak. Kaum Yahudi kehilangan 93 orang, sedangkan pihak Muslim hanya 19 orang. Muhammad menangkap beberapa orang Yahudi sebagai tawanan perang, termasuk Safiyyah bt. Huyayy b. Akhtab, seorang gadis muda yang sangat cantik yang baru saja menikah dengan Kinanah b. al-Rabi b. al-Huqayq. Safiyyah adalah anak wanita ketua kaum Yahudi Bani Nadir yakni Huayy b. Akhtab. Muhammad memenggal kepala Huayy b. Akhtab pada saat pemenggalan para lelaki Yahudi B. Qurayzah. Muhammad telah mengusir kaum Yahudi B. Nadir ke luar dari Medina (lihat Teror 28, Bagian 8 ). Kinanah baru saja menikahi Safiyyah yang muda dan ceria dan Kinanah juga menerima banyak harta benda sebagai pemberian. Muhammad juga mengambil dua gadis anak dari paman kandung Safiyyah. Awalnya, Jihadis Muslim bernama Dihyah al-Kalbi meminta Safiyyah. Tapi ketika Muhammad melihat kecantikan Safiyyah yang tiada tandingnya, dia lalu memilih Safiyyah bagi dirinya sendiri dan menukarnya dengan dua saudara sepupu Safiyyah untuk Dihyah.

    Tabari menulis:[221]
    Setelah Rasul Allah menaklukkan al-Qamus, benteng milik Ibn Abi al-Huqyaq, Safiyyah bt. Huyayy b. Akhtab dibawa menghadap kepadanya dan seorang wanita lagi dengannya. Bilal yang membawa mereka membiarkan mereka menyentuh orang-orang Yahudi yang terbunuh. Ketika wanita yang bersama Safiyyah melihat mereka, dia menangis, memukul mukanya dan mencurahkan tanah ke atas kepalanya. Ketika Rasul Allah melihatnya, dia berkata, “Bawa pergi wanita setan ini dari padaku!” Dia memerintahkan agar Safiyyah tetap berada di belakangnya dan Rasul Allah telah memilihnya bagi dirinya sendiri.”

    Para sejarawan Muslim menulis bahwa Kinanah telah menamparnya di malam sebelumnya karena dia menunjukkan ketertarikan (seperti jatuh cinta) pada raja Hijaz, yakni Muhammad. Ketika Saffiyah dibawa kepada Muhammad, di mukanya masih tampak bekas tamparan – begitu dikisahkannya. Ketika Muhammad menanyakannya tentang memar hitam di sekitar matanya, Safiyyah menerangkan peristiwa penamparan. Tulisan ini jelas hanyalah karangan belaka, kalau bukan bohong sama sekali, karena tidak ada satupun biografi Muhammad yang menulis bahwa Saffiyah pernah jatuh cinta atau merasa tertarik kepada Muhammad. Bagaimana mungkin gadis remaja Bani Nadir bisa jatuh cinta pada penganiaya keluarga dan bangsanya yang berusia 60 tahun, yang beberapa tahun lalu baru saja mengusir semua kaum Yahudi Bani Nadir ke luar Medina dan bahkan memancung ayahnya sendiri?

    Muhammad menuduh suami Saffiyah yakni Knananh dan saudara sepupunya menyembunyikan kekayaan mereka dan ini melanggar aturan penyerahan diri. Muhammad terutama marah karena Kinanah menyembunyikan harta yang diterimanya (berjumlah sekitar 10.000 Dinar atau US$ 500.000) atas perkawinannya dengan anak ketua B. Nadir (yakni Safiyyah). Seorang pengkhianat Yahudi membocorkan rahasia bahwa Kinanah menyembunyikan emasnya. Orang Yahudi ini pergi dan mendapatkan harta itu. Kinanah dan saudara sepupunya lalu ditangkap oleh tentara Muslim dan dibawa menghadap Muhammad. Muhammad menuduhnya menyembunyikan kekayaan. Ketika Kinanah menyangkal, Muhammad memerintahkan penyiksaan bagi dirinya. Dia disiksa dengan cara dadanya dibakar dan lalu dipancung (ingat peristiwa penyiksaan dan pemenggalan gaya Islam atas Nick Berg).

    Dengan mengutip Ibn Ishaq, Tabari menulis: [222]
    ‘Kinanah b. al-Rabi b. al-Huqyaq yang memiliki harta karun B. Nadir dibawa menghadap Rasul Allah, yang menanyai dia, tapi dia membantah tahu akan hal itu. Lalu Rasul Allah membawa seorang Yahudi yang berkata padanya, “Aku telah melihat Kinanah berjalan di sekitar puing2 ini setiap pagi.” Rasul Allah berkata kepada Kinanah, “Apa yang kau lakukan? Jika kita temukan hartamu, aku bunuh kamu.” “Baiklah,” jawabnya. Rasul Allah memerintahkan agar puing2 itu digali dan beberapa harta ditemukan di dalamnya. Lalu dia tanya di mana sisa harta yang lain. Kinanah tidak bersedia menjawabnya, sehingga Rasul Allah memerintahkan al-Zubayr b. al-‘Awwam sambil berkata, “siksa dia sampai dia mengaku apa yang dia miliki.” al-Zubayr b. al-‘Awwam terus-menerus memutar tongkat berapinya di dada Kinanah sampai Kinanah hampir mati dan lalu Rasul Allah menyerahkan Kinanah kepada Muhammad b. Maslamah, yang kemudian memenggal Kinanah sebagai balas dendam kematian saudara lakinya yakni Mahmud b. Maslamah.’
    [221] Tabari, vol.viii, p.122, [222] Tabari vol. viii. p.123.

    Muir[223] menulis bahwa kepala dua pemimpin (Kinanah dan saudara sepupunya) dipenggal. Karena Muhammad merasa pihak Yahudi (dalam hal ini Kinanah) melanggar perjanjian dengan menyembunyikan kekayaan, maka sekarang Muhammad mengijinkan Jihadis Muslim untuk memiliki kaum wanita dan anak-anak Yahudi Khaybar.

    Ketika pemancungan selesai, Muhammad mengirim Bilal untuk menjemput Safiyyah, istri Kinanah. Kecantikannya terkenal di Medina. Nama aslinya adalah Zaynab dan seperti yang telah ditulis, dia awalnya jatuh ke tangan Jihadis bernama Dhiya al-Kalbi. Akan tetapi, ketika Muhammad mendengar tentang kecantikan Safiyyah yang luar biasa, dia memilih Safiyyah sebagai Safi-nya (yakni pilihan spesial yang ditentukan Muhammad sebelum khumus dan pembagian barang jarahan bagi kaum Muslim). Jadi ketika Zaynab menjadi Safi milik Muhammad, dia pun lalu dikenal sebagai Safiyyah (pilihan spesial Muhammad).

    Ini Hadis Sunan Abu Daud yang dikisahkan oleh tak lain daripada Aisya, istri tersayang Muhammad, yang pada waktu itu juga adalah seorang remaja.
    Hadis Sahih Sunan Abu Dawud: Kitab al-Kharaj, Book 19; number 2988
    Aisya berkata: Safiyyah dipanggil dari kata safi (bagian spesial bagi sang Nabi).

    Dari buku Hadis ini kita juga bisa baca
    Hadis Sunan Abu Dawud: Kitab al-Kharaj, Book 19; number 2992:
    Anas berkata: Para tawanan dikumpulkan di Khaibar. Dihyah datang dan berkata: Rasul Allah, berikan padaku seorang budak wanita dari antara para tawanan. Dia berkata, “Silakan dan ambillah seorang budak wanita.” Dia mengambil Safiyaah, anak Huyayy. Seorang datang kepada sang Nabi dan berkata, “Kau berikan Safiyaah putri Huyaay, anak ketua suku Quraizah dan al-Nadir pada Dihyah?”

    Ini menurut versi Ya’qub. Lalu versi ini berkisah sebagai berikut: “Dia layak bagi dirimu.” Dia berkata, “Panggil dia (Dihyah) bersama dia (Safiyaah).” Ketika sang Nabi melihatnya (Safiyaah), dia berkata padanya (Dihyah), “Ambil budak wanita lain dari para tawanan.” Sang Nabi lalu memerdekakannya (Safiyaah) dan mengawininya.
    (Mohon ingat: dua hadis di atas tidak terdapat di kumpulan versi Internet Hadis Sunan Abu Daud. Engkau bisa baca dua sunah ini di Sunan Abu Dawud yang asli (volume ii), diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Prof. Ahmad Hasan dan diterbitkan oleh Kitab Bhavan, New Delhi, India)
    [223] Muir, vol .iv, p.68.

    Untuk menikmati jarahan spesial ini, Muhammad memerintah Bilal, orang Negro yang menyuarakan sembahyang, untuk menjemput Safiyyah ke kemah Muhammad. Bilal membawa Safiyyah dan kedua saudara sepupunya langsung melalui medan perang di mana terdapat mayat Kinana dan saudara sepupunya. Kedua saudara sepupu Safiyyah ketakutan ketika mereka melihat mayat-mayat anggota keluarga mereka yang dikasihi. Mereka minta pada Bilal yang berhati batu untuk tidak dibawa ke sana, tapi sia-sia saja. Ketika mereka dibawa kepada Muhammad, dia mengutuk kedua sepupu yang ketakutan ini sebagai wanita-wanita setan dan lalu menyelubungkan mantelnya di sekeliling tubuh Safiyyah untuk menandakan bahwa Safiyyah adalah miliknya seorang. Muhammad menghibur Dhiyah yang kecewa dengan memberikannya kedua sepupu Safiyyah tadi.[224]

    Kita juga bisa baca bahwa menurut Ibn Sa’d, Muhammad membeli Safiyyah dari Dhiyah seharga 7 unta (sekitar US$ 2.450). Di malam yang sama Muhammad memiliki Safiyyah, dia membawanya masuk ke dalam tendanya untuk tidur bersamanya. Inilah yang ditulis oleh Ibn Sa’d:[225]
    “…. di malam harinya, dia (Muhammad) memasuki tenda dan dia (Safiyyah) masuk bersamanya. Abu Ayyub datang ke sana dan berdiri di luar tenda dengan pedang dan kepalanya dekat pada tenda. Di pagi harinya, Rasul Allah melihat gerakan suatu tubuh dan berkata, “Siapa itu?” Dia menjawab,”Aku adalah Abu Ayub.” Dia (Muhammad) bertanya, “Mengapa kamu ada di sini?” Dia menjawab, “O Rasul Allah! Gadis ini baru saja dikawinkan (denganmu) dan kau telah lakukan apa yang kau telah lakukan pada suaminya yang terdahulu. Aku khawatir akan keselamatanmu, jadi aku ingin dekat berjaga bagimu.” Akan hal ini Rasul Allah berkata dua kali, “O Abu Ayub! Semoga Allah menunjukkanmu pengampunan.”

    Untuk menyembunyikan sifat Muhammad yang penuh berahi, para penulis biografi Muslim seringkali menyebut bahwa dia mengawini Safiyyah sebelum menidurinya. Tapi mereka lupa mengutarakan bahwa Muhammad tidak mengikuti aturan menunggu (3 bulan lamanya).untuk menikahi janda (Safiyyah) yang suaminya baru saja dipancung kepalanya.

    Versi Islam tentang pemilikan Muhammad atas Safiyyah tertulis sebagai berikut:
    Muhammad segera mengawini Safiyyah dengan menyediakan hidangan perkawinan yang besar. Setelah pesta makan berakhir, Muhammad memerintahkan agar Safiyyah mengenakan cadar untuk menghindari dari tatapan orang-orang. Ini adalah tanda yang jelas bahwa Muhammad menikahi Safiyyah dan tidak mengambilnya sebagai budak wanita.

    Hadis Sahih Bukhari, Volume 5, Book 59, Number 512:
    Dikisahkan oleh Anas: Sang Nabi melakukan sembahyang subuh dekat Khaibar ketika keadaan masih gelap dan berkata, “Allahu-Akbar! Khaibar dihancurkan, karena kapanpun kita mendekati daerah (bermusuhan untuk berperang), maka kesialan akan menimpa di pagi hari bagi mereka yang telah diperingatkan.” Lalu penduduk Khaibar ke luar berlarian di jalan2. Sang Nabi memerintahkan para prajurit dibunuh, dan kaum wanita dan anak2 dijadikan tawanan. Safiya adalah salah satu para tawanan. Awalnya dia jatuh ke tangan Dahya Alkali tapi kemudian dia dimiliki sang Nabi. Sang Nabi memberikan kemerdekaan baginya sebagai ‘Mahr’ (mas kawin).
    [224] Muir, vol iv, p.69, [225] Ibn Sa’d, vol.ii, p.145.

    Om Muhammad berusia 60 tahun (bandot tua-tua keladi) ketika menikahi Safiyyah yang adalah remaja berusia 17 tahun.[226] Dia dijadikan istri Muhammad yang ke-8.

    Pada saat membuat pertimbangan tentang nasib para Yahudi Khaybar, Muhammad mengirim pesan kepada kaum Yahudi Fadak dan meminta mereka untuk menyerahkan harta benda dan kekayaan mereka, kalau tidak Muhammad akan menyerangnya. Pada saat itu kaum Yahudi Fadak telah mendengar kekalahan kaum Yahudi Khaybar. Untuk menyelamatkan nyawa, mereka minta Muhammad mengambil harta benda mereka dan membiarkan mereke pergi meninggalkan tanahnya. Muhammad memang melakukan hal itu. Setelah kaum Yahudi Khaybar menyerah dan kehilangan mata pencarian untuk hidup, mereka minta padanya untuk boleh berladang di tanah bekas milik mereka dan dengan perjanjian akan membagi setengah dari hasil panen. Muhammad menganggap memang lebih berguna untuk memperkerjakan mereka karena kaum Yahudi sangat ahli dalam bertanam, sedangkan kaum Muslim (pemilik baru tanah itu) tidak punya pengalaman bertanam dan berladang. Jadi Muhammad lalu membuat persetujuan dengan kaum Yahudi Khaybar yang mengijinkan kaum Yahudi untuk bekerja di tanah bekas milik mereka, tapi Muhammad tetap punya kekuasaan untuk mengusir mereka kapan saja dia mau. Kaum Yahudi tidak punya banyak pilihan selain setuju dengan keputusan ini. Keputusan yang sama juga diterapkan pada kaum Yahudi Fadak. Di kemudian hari saat Umar menjadi Kalifah Islam, dia mengusir semua kaum Yahudi dari Khaybar dan Fadak.

    Khaybar menjadi jarahan pihak Muslim, tapi Fadak menjadi milik Muhammad pribadi (atau istilah Islamnya adalah Fai), karena tidak terjadi peperangan saat menaklukkan Fadak. Hal pemilikan pribadi ini ditentukan Allah di ayat2 Q 17:64, 59:6-7.

    Setelah Muhammad selesai berurusan dengan Khaybar, dia beristirahat. Ketika dia beristirahat, Zaynab binti al-Harith, seorang wanita Yahudi dan istri Sallam bin Mishkan (Muhammad telah membunuhnya dengan tuduhan menyembunyikan harta miliknya) menyediakan masakan domba panggang. Diduga keras bahwa Zaynab meracuni masakan domba itu untuk membunuh Muhammad. Ketika dia membawa masakan daging itu kepada Muhammad dan kawan-kawannya, Muhammad menggigit bagiaan kaki depan dan mengunyahnya tapi curiga terhadap makanan itu dan tidak menelannya. Dua kawan-kawannya mengunyah daging dan menelannya dan satu dari mereka mati seketika itu juga. Muhammad menderita rasa sakit yang hebat. Zaynab lalu dipanggil dan ditanyai mengapa dia melakukan hal itu. Dia dengan berani mengutuk pembunuhan berdarah dingin yang dilakukan Muhammad terhadap ayahnya, suaminya dan pamannya. Dia berkata, “Bagaimana kau membuat masyarakat kami menderita sudah kau ketahui sendiri. Maka aku berkata, ‘Jika dia memang seorang nabi, dia akan tahu, tapi jika adalah seorang raja, aku akan berhasil membunuhnya.’”[227] Zaynab lalu dihukum mati. Penulis sejarah lain mengatakan dia dibebaskan. Dikatakan bahwa efek racun terus bekerja sampai ajal Muhammad.

    Btw, untuk sekadar PR Om, waktu nabi menyunting Khadijah, akad nikahnya menurut agama apa ya?

    salam

    BalasHapus
  2. aduh...
    nedongeng lagi nih......
    dapet sumber dari mana om....
    shahih gak.....????
    klo ada orang yang memerangi om....
    pakah om akan diam aja.....???
    Muhammad berperang bukan sebagai Nabi tapi sebagai Manusia biasa yang yang punya rasa marah dan ksal jika di hianati......

    akad nikah khadijah adalah menurut adat arab Jahiliyah yang ditiru dari adat Yishmael.....
    Jahiliyah bukan kebodohan Tekhnologi tapi kebodohan spiritual....
    karena orang yang telah menikah sebelum islam dan setelah islam datang tidak disuruh mengulang pernikahan...
    karena adatnya tidak salah.....
    tapi oarng2nya yang salah....

    sekaranmg saya juga mau tanya.....
    Yesus disunat menurut agama apa ya?
    dan mati menurut agama apa ya?
    klo Yesus du sunat dan mati menurut agama yahudi, kenapa kalian jadi kristen?????

    BalasHapus
  3. Apakah Hadits Bukhari tidak sahih?
    Apakah Kisah Nabi menurut Ibn Ishaq, Tabiri tidak bisa dipercaya?
    Tulisan itu bersumber dari Islam lho Om.

    Oya Nabi anda diserang karena dia menyerang lbh dulu untuk menjarah dan meng-islam-kan orang, baca sejarah lagi ah...

    Oya, kok bawa-bawa kristen?
    Lho, tak mungkin khadijah yg kristen nikah berdasarkan adat saja, pasti juga berdasar agama donk, iya gak...iya gak...?

    Yesus ya..., dia Orang Yahudi, beragama Yahudi, hidup dalam Adat Yahudi, mati dan dikuburkan dalam adat Yahudi. Ada masalah?

    Pengikut-Nya itu disebut Nasoraios - pengikut Nabi dr Nazareth, Masihi/Kristianos - pengikut Almasih/Kristus.
    Sejak awal, kristen adalah salah satu mazhab dlm Agama Yahudi dan dalam perkembangan berikutnya orang baru menyebutnya sebagai agama.

    Anda termakan dongeng Islam Om, hingga bangsa Arab yang beradab menjadi seperti sekarang ini, yang selalu haus darah.

    Btw, dongeng masa kecil saya, bahwa Nabi menikahi Janda miskin dan tua gugur deh.

    Oya, kenapa waktu sama khadijah nabi gak poligami? .... karena agama khadijah melarang itu!!!!

    BalasHapus
  4. siapa yang bawa2 kristen????
    saya tidak percaya klo khadijah itu kristen...
    gak da bukti kan...???
    walaupun khadijah itu kristen, MUNGKIN ia adalah kristen yang Tauhid, spt Waraqah bin Naufal, Pendeta Bukhaira,dann Adas dari Ninive yang mengakui kenabian Muhammad saw.
    bukan seperti kristen sekarang yan g tah dati mana sumbernya mengatakan klo Muhammad itu bukan NABI....
    klo Yesus beradad Yahudi, kanapa sebagai pengikutnya anda tidak melakuakan adat yahudi....
    klo Krisyen adalah sekte dalam agama yahudi, knapa tidak ada lagi keyahudian sedikit pun dari agama mu, selain dari Istilah2nya saja????

    sapa bilang Khadijah itu janda miskin dan tua????
    ia muda dan kekayaannya pun dapat membeli dirimu....
    kamu dapat dongeng hoax dari mana tuh....????
    FFI ya???
    klo iya yang emang pantes......
    FFi tu kan emang fotum para pembual dan penghayal.....

    BalasHapus
  5. Apakah Hadits Bukhari tidak sahih?
    Apakah Kisah Nabi menurut Ibn Ishaq, Tabiri tidak bisa dipercaya?
    Tulisan itu bersumber dari Islam lho Om.

    SIAPA BILANG KRISTEN TIDAK TAUHID??

    Anda jangan berguru pada pada Kristolog2 muslim yang dungu.

    Khadijah jelas Kristen, itu di akui oleh Kalangan Luas Muslim sendiri, jika anda nggak percaya terserah,... jadi anda beriman buta.

    Kristen tidak akui muhammad sebagai Nabi karena melihat tingkah polah dan pribadinya bung, juga agama hasil ciptaannya yang menghasilkan manusia biadab, bukan beradab. Gereja sebagai Organisasi hanya menyebut ORANG_ORANG YANG BERKEHENDAK BAIK, jika menyangkut agama lain, terutama Islam, jadi manusianya bukan agamanya. Pelajari sejarah bung, bagaimana Islam disebarkan oleh sahabat2, dan bagaimana banjir darahnya hanya sekejab setelah muhammad mati diracun. Bagaimana daerah kristen, Majusi, dll dicaplok hanya untuk sebuah agama yang bernama Islam.

    Segala sesuatu dinilai dari buahnya, dan Amrozi cs,FPI,adalah buah dari pengamalan sebuah agama "damai".

    Saya tidak bilang soal khadijah, tapi istri2 dan gundik yang lain. Ustad tampat saya sekolah dulu bilang, bahwa nabi menikahi mereka karena janda dan miskin, jadi untuk tujuan menolong mereka. Ternyata semua itu hanya bohong. Sesuatu yang buruk ditutupi dengan kisah yang indah dan menyentuh, persis kaya kotbahnya AA Gym.

    Ayat2 Cinta yang fiksi, menutup Ayat2 pedang yang horor dan nyata.

    Saya bukan org FFI, dan saya pribadi menilai FFI itu hanya mencoba menyajikan Islam dr sisi lain, sisi yg selama ini ditutup-tutupi.

    Ok Om, selamat berpuasa Ramadhan, selamat Intropeksi atas segala yg Om dapat selama ini, menilai Islam dalam keheningan batin dan nurani.

    Walau terlalu dini, saya ucapkan SELAMAT IDUL FITRI.

    Salam.
    Amat Amit

    BalasHapus
  6. aduh....
    khadijah kristen?????
    maaf lah....
    klo gak da bukti saya kurang percaya tuh......
    walau pun Muslim yang bilang......

    kristen itu tauhid....?????
    gak salah Tauhid dari hongkong......?????

    klo Muhammad tidak diakui sebagai nabikarena tingkah polahnya yang kalian bejat itu....
    bagaimana dengan......
    Daud yang membunuh Uria demi Betsyeba...????
    Salomo yang memiliki 300 istri dan 700 gundik yang hampir semuanya adalah penyembah berhala bahkan saat sudah bersama salomo......????
    Samuel dan Yosua yang membunuhi orang2 non israel....????

    mengapa mereka di akui sebagai nabi dan Muhammad tidak??????
    ini kah bukti klo agama kalian itu " baik" dan "adil"?????

    BalasHapus

Jika anda ingin bertanya tentang artikel yang bersangkutan.Silahkan cantumkan alamat email anda.Terima Kasih...